Catatan perjalanan ini telah dimuat di Majalah Annisa, edisi Januari - Februari 2014
Naskah asli
Perjalanan ini sudah lumayan lama tersimpan di catatan kenangan saya.
Rasanya sayang jika tak mengabadikannya di blog tercinta. Sambil merajut
kenangan, hati saya kembali rindu pada kota cantik itu. Siapa tahu,
setelah membaca ini Anda juga berencana ke sana. Simak yuk!
Musim dingin belum sempurna menyelimuti negeri Ratu Elizabeth, namun
pagi itu udara London sudah sangat menusuk di kulit kami. Masih terlalu
pagi, tapi saya dan suami sudah siap menempuh perjalanan dari London
menuju Cambridge. Dengan berbekal peta, kami siap melakukan perjalanan
panjang dengan kereta antar kota.
Kereta pun melaju dengan kecepatan sedang. Mata saya mulai dimanjakan
oleh keindahan alam di balik jendela kereta. Panorama dari pepohonan
masih menyisakan dedaunan yang berwarna-warni. Pemandangan yang tak akan
pernah saya temui di tanah air. Begitu mengagumkan!
Pemandangan dari balik kaca jendela kereta
Di setengah jam perjalanan, perut saya mulai berbunyi. Tak banyak bekal
yang kami bawa. Demi menghemat dana di negara mahal ini, kami hanya
membeli empat buah pisang dan dua kotak sandwich tuna. Cukup
mengenyangkan dan hanya menghabiskan uang sekitar £7.58 atau Rp110.000.
Jauh lebih hemat jika dibandingkan makan di restoran yang harganya bisa
puluhan Poundsterling.
Tak terasa kereta yang kami tumpangi tiba di stasiun Cambridge, sebuah
kota yang memiliki kekayaan sejarah, pendidikan, serta budaya. Begitu
turun dari kereta, suami saya langsung menuju etalase yang memajang
beberapa buku panduan perjalanan, termasuk peta kota Cambridge. Kami
pilih peta yang gratis saja.
Cambridge's station
Sebelum berkunjung ke kota ini, saya sempat dikejutkan dengan hasil
survei yang dilakukan sebuah situs pencari jodoh yang mengatakan bahwa
Cambridge konon disebut sebagai pusat seks di Inggris. Benarkah? Ah,
saya tak mau ambil pusing dengan hasil survei itu. Tujuan kami hanya
satu, menyusuri kota yang penuh sejarah dan keindahan alamnya.
Begitu tiba, saya justru mengambil kesimpulan kalau Cambridge adalah
salah satu kota terindah di United Kingdom. Selain warna-warni daun dari
pepohonan yang sangat menyejukkan mata, kota ini dipenuhi dengan
bangunan-bangunan antik yang masih asli, tampak asri, nyaman, dan
teratur. Nama Cambridge sendiri katanya diambil dari kata River ‘Cam’
dan ‘bridge’ (jembatan). Dengan begitu, Cambridge berarti jembatan yang
menghubungkan dua wilayah yang dipisah oleh sungai Cam.
Bridge on the River Cam
Cambridge juga terkenal sebagai salah satu kota pelajar terbesar di
Inggris. Di sana berdiri megah Cambridge University yang menjadi
universitas tertua berumur kurang lebih 800 tahun. Universitas ini juga
telah memikat para pelajar di seluruh dunia agar bisa diterima di
sana.
Kota yang letaknya di dataran Inggris ini dikenal memiliki tanah yang
subur dan luas. Sungai-sungainya juga indah dengan pemandangan alam yang
membuat hati ingin berlama-lama di sana. Buat saya, kota ini sangat
recommended untuk dikunjungi.
Punting di River Cam
Kami terus melangkah menyusuri jalan-jalan yang bersih dan tertata rapi.
Tak sedikit pun terasa lelah. Hingga kami tiba di tepi River Cam.
Sungai yang indah ini terbentang membelah kota Cambridge.
River Cam
Tak sah katanya jika sudah tiba di Cambridge tapi tak menyusuri aliran
sungai Cam ini. Maka, saya dan suami pun tertarik untuk melakukan
punting. Punt adalah nama jenis perahu kayu tradisional Inggris yang
berbentuk oval memanjang. Kegiatan berperahunya sendiri disebut punting.
Tarifnya £12.00 atau sekitar Rp174.000 per jam per orang. Tarif ini
berlaku jika memakai pemandu.
|
Saya dan suami |
|
Perahu untuk punting
|
Berkali-kali lidah saya berdecak kagum. Pemandangan menakjubkan
terbentang di kiri kanan River Cam. Karena area sungai letaknya di
belakang kompleks Universitas Cambridge, maka sekitar sepuluh bangunan
yang merupakan bagian dari Unversitas Cambridge akan memuaskan mata
selama perahu berjalan di atas sungai Cam.
Bagi Anda yang ingin melakukan perjalanan bulan madu, punting ini akan
memberikan catatan romantis yang akan sulit untuk dilupakan. Aroma air
dan kesegaran udara musim semi, sangat mendukung kebersamaan Anda dengan
pasangan. Begitu juga jika Anda berniat membawa keluarga ke sini.
Dijamin! Decak kagum akan mewarnai perjalanan Anda dan keluarga selama
berada di atas punt. Sambil mendengarkan sejarah tentang kota Cambridge
oleh pengendali perahu yang kami naiki, kami tak melepaskan momen untuk
mengabadikan setiap pemandangan yang indah di sisi kiri kanan sungai
Cam.
|
View from Cambridge River |
The Bridge of Sight
One View of The Back
Dari sungai Cam Anda bisa mengabadikan beberapa gedung untuk Christ
College, King’s College, Queen’College, St. John’s, Trinity dan Emmanuel
College. Semua bangunan itu merupakan sekolah terkenal di Cambridge
University. Bangunan antik yang didirikan pada abad 15 dan 16 ini sangat
terawat dengan baik.
King's College Chapel
Selama ber-punting saya tak henti-hentinya mensyukuri keindahan alam
ciptaan-Nya. Mulai dari tiupan angin yang sejuk, pepohonan dengan daun
yang berwarna-warni, serta burung dan angsa yang bercengkerama di sungai
sungguh-sungguh memuaskan mata dan hati.
Clare Bridge
New Cort at St. John’s College, View from Cambridge River
Serasa tak ingin beranjak dari pemandangan yang semakin memikat mata dan
hati, kami terus menelusuri sudut-sudut kota. Bentuk konstruksi
bangunan yang didirikan pada akhir abad pertengahan ini, memberi ciri
bahwa Cambridge terimbas oleh gaya gothic.
View of The City
Anda akan disuguhi interior yang indah dan antik di dalam gedung
Cambridge University. Menurut informasi dari sejarahnya, semua itu
merupakan warisan sejarah kebesaran Inggris yang tidak terhingga
nilainya.
Peterhouse yang di dirikan oleh Hugh de Balsham, pada tahun 1284
merupakan bangunan yang pertama kali didirikan. Kemudian berturut-turut
Clare, Gonville, Trinity Hall dan Corpus Christi yang didirikan di awal
abad ke 14.
Peter house
Kami belum ingin menghentikan eksplorasi di kota Cambridge. Sehari yang
kami habiskan di kota ini menyisakan kenangan dan momen yang sangat
mengesankan. Ditambah pemandangan tiap sudut kota yang menggambarkan
romantisme abad 15 menjadikan pengalaman indah yang tak mungkin
terlupakan.
Pilihan transportasi
Memilih transportasi akan sangat berpengaruh pada anggaran perjalanan
Anda menuju kota Cambridge. Karena perjalanan kami dimulai dari kota
London, maka menetapkan pilihan tidak terlalu sulit. Sebelumnya,
keberangkatan dan destinasi pertama yang kami tuju dari Jakarta adalah
London. Setelah beberapa hari menjelajahi kota London, kami pun
melanjutkan eksplorasi ke kota-kota di Inggris Raya lainnya. Salah
satunya Cambridge.
Sebenarnya ada beberapa alternatif kendaraan dari London menuju
Cambridge. Dengan bis, mobil sewaan atau kereta. Kalau dengan bis Anda
akan menghabiskan dana sebesar £17.50 per orang. Pilihan kami jatuh pada
transportasi kereta listrik (fast train). Harga tiketnya £29.00 per
orang.
Kereta yang sangat nyaman
Kereta cepat menuju stasiun Cambridge berangkat dari London King’s Cross
Station setiap setengah jam. Perjalanan kami akan menghabiskan waktu
sekitar empat puluh lima menit. Tidak terlalu lama sebenarnya jika di
sepanjang jalur kereta kita bisa menikmati lukisan alam yang menawan.
Jangan tidur! Abadikan setiap view agar Anda bisa menyimpan banyak
kenangan selama perjalanan.
Kapan tepatnya saat yang menyenangkan melakukan perjalanan ke Cambridge?
Bagi Anda yang alergi pada cuaca dingin, sebaiknya perjalanan dilakukan
pada bulan Mei sampai dengan bulan September. Musim yang sedang
berlangsung adalah musim semi (spring) dan musim panas (summer). Untuk
menghemat, hindari pula musim liburan panjang (high season), yaitu dari
bulan Juli sampai Agustus dan Desember sampai Februari. Pada bulan-bulan
tersebut kota-kota wisata di Inggris akan dipadati pengunjung yang
sedang mengisi liburan musim panas dan tahun baru. Keramaian pengunjung
ini akan sangat berpengaruh pada seluruh tarif perjalanan Anda di sana.
Memilih Tempat Makan
Jika Anda ingin memanjakan lidah dengan racikan bumbu Eropa, silahkan
memilih restoran-restoran yang tersebar di Cambridge. Tapi, bagi Anda
yang ingin mempertimbangkan anggaran, pilihan jajanan ringan dan murah
tetap membantu menggantikan energi yang telah habis terpakai untuk
mengitari kota tersebut.
Karena uang saku yang tidak berlebih, maka kami kembali menetapkan
pilihan untuk membeli makanan murah, seperti roti gandum, sandwich dan
buah-buahan sebagai pengganjal perut. Meskipun harganya murah dan tak
sama dengan makanan pokok yang biasa disantap di tanah air, kami tetap
merasa nyaman dan tidak kelaparan.
Lokasi penjual makanan dan buah-buahan itu ada di beberapa tempat.
Kebetulan saat itu ada pasar murah yang digelar tak jauh dari River
Cam.
Fruit Market