Keluarga saya adalah tipe yang
senang piknik atau bepergian ke suatu tempat. Dalam setahun, rasanya kami
hampir tidak pernah melewatkan acara piknik dan jalan-jalan bersama. Baik itu
di dalam negeri maupun ke luar negeri. Anehnya, momen jalan-jalan dan piknik
itu justru tidak selalu kami rencanakan jauh-jauh hari. Namun, selalu saja ada
rezeki tak terduga untuk melakukannya.
Saya jadi teringat saat kami masih
tinggal di Amerika. Sebelum hijrah ke sana, suami saya justru berkali-kali
berpesan.
“Nanti, kalau sudah di Amerika, kita
harus berhemat. Jangan disamakan seperti di Bekasi. Enggak bisa jalan-jalan
atau piknik mendadak seperti di sini. Di sana biaya hidupnya tinggi. Bapak cuma
student, jadi uang sakunya terbatas,”
ujar suami saya mengingatkan kami.
Di bulan-bulan pertama hidup di
sana, kami masih bisa melupakan kebiasaan piknik itu. Bisa jadi, kami masih
sibuk beradaptasi dengan kultur di sana, sehingga tidak terpikirkan untuk
piknik. Namun, begitu memasuki hari libur yang panjang, rasa jenuh mulai
melanda. Apartemen mungil yang kami tempati tak bisa lagi membendung keinginan
untuk menyinggahi kota-kota yang ada di sana.
Dari apartemen inilah hasrat piknik itu muncul (dokpri) |
Berbekal sisa uang saku yang
diam-diam dikumpulkan oleh suami saya, dia ternyata mengatur rencana perjalanan
panjang. Hingga tiba di hari “H” nya, mobil kami pun disulap ala caravan kecil yang bisa memuat rice cooker, kasur mungil, bantal,
selimut, bahan makanan, minuman, dan koper berisi pakaian untuk dua minggu.
Mobil kenangan yang selalu setia menemani perjalanan kami di Amrik (dokpri) |
Libur
panjang pertama kami selama dua minggu, dihabiskan dengan menyetir mobil dari
Urbana Illinois menuju kota-kota besar dan tempat wisata di Amerika. Mulai dari
Colorado, Rocky Mountain, Grand Canyon, Texas, California, Los Angeles, hingga Mount
Rushmore di South Dakota, USA kami jejaki. Selanjutnya, setiap libur musim
dingin, musim semi, musim gugur, dan musim panas, kami tidak pernah melewatkan
acara piknik keluarga. Bahkan saat pergantian tahun pun waktu itu, kami
habiskan di Disney Land, Orlando.
Jalan panjang seperti ini kerap kami lalui selama berhari-hari (dokpri) |
Piknik
dalam perjalanan panjang yang sangat mengesankan itu selalu tersimpan di hati
anak-anak saya. Hingga pada suatu hari, ketika kami sudah kembali menetap di
Bekasi, anak-anak saya tiba-tiba teringat pada kebiasaan selama di Amerika. Waktu
itu bertepatan dengan menjelang pergantian tahun.
Terjadi
perdebatan seru antara anak-anak saya dan Bapak mereka. Saat itu momen
pergantian tahun tinggal beberapa hari lagi. Anak-anak saya ingin mengajak
Bapak mereka menghabiskan malam tahun baru di luar kota Bekasi. Mereka sibuk
memilih hotel. Sebenarnya tujuan mereka bukan sekadar menginap di hotel. Perjalanan
di malam hari menuju hotel itu yang mereka inginkan. Namun, suami saya
bersikeras menolak.
“Ayo dong, Pak. Pasti seru lho kalau
kita jalan malam berempat. Jadi kita merasakan pergantian tahunnya saat di
jalan. Minimal bisa mengulang keseruan jalan-jalan di Amrik,” ujar Mira
membujuk Bapaknya.
“Kita kan sudah tidak tinggal di
sana. Eh, ada yang lebih seru lagi dibanding itu,” balas suami saya tidak mudah
terbujuk rayuan anaknya.
“Apaan?” desak Khalid penasaran
menatap Bapaknya dengan muka kesal.
“Kita piknik aja di depan rumah.
Ayo, seru nggak usul Bapak?”
Mira dan Khalid saling pandang.
“Piknik kok di depan rumah. Di mana
serunya sih?” protes Mira lagi.
Suami saya tersenyum dan berjanji
akan memberikan sesuatu yang menyenangkan buat Mira dan Khalid. Sesaat kemudian
mata mereka berbinar. Itu menandakan mereka setuju dengan usul Bapaknya. Padahal
Bapak mereka belum menjelaskan piknik seperti apa yang dimaksud itu. Saya geli
melihat keluguan anak-anak kami.
Piknik ala suami saya itu ternyata
cukup di teras rumah sambil menggelar tikar. Lalu dia menawarkan diri menjadi Chef agar kami bisa menikmati malam pergantian tahun tanpa harus menahan lapar.
Saya pun diminta untuk membeli ikan, udang, cumi-cumi, dan sosis kesukaan
anak-anak kami. Ternyata kami mau diajak piknik sambil barbeque-an di teras rumah. Not
bad! pikir saya lalu semangat mencatat bahan-bahan yang akan dipersiapkan
untuk acara piknik itu.
Pagi hari menjelang malam pergantian
tahun, saya dan Mama pun sibuk ke pasar. Kami membeli semua yang dipesankan
suami saya. Saya sudah membayangkan suasana piknik yang bersahaja dan
menyenangkan itu. Tidak hanya saya, suami, dan kedua anak kami saja yang bisa
menikmati. Ada Papa dan Mama saya. Untuk meramaikan suasana piknik itu, kami
juga mengundang Om dan Tante saya. Akan lengkaplah kebersamaan yang kami
rasakan.
Mira siap jadi asisten Chef. Hahaha .... |
Serasa di tepi sungai kan ya? ^_^ |
Malam pun tiba. Tikar sudah digelar
di teras rumah kami. Tempat untuk memanggang ikan dan teman-temannya juga sudah
disiapkan oleh suami. Anak-anak saya begitu antusias membantu Bapak mereka
menyiapkan hidangan barbeque buat
kami. Serunyaaa...!
“Wow! Ide Bapak keren juga ternyata.
Kita kayak di pesta taman ya!” seru Mira sambil ikut mengipasi panggangan di
depannya.
“Iya, ini piknik terdekat yang
paling seru kan?” balas suami saya bangga.
Menunggu hasil barbeque-an ala Bapak (dokpri) |
Begitulah, buat keluarga saya, apa
pun bisa dijadikan momen piknik yang seru dan menyenangkan. Tidak harus jauh,
mahal, dan berisiko. Di teras rumah pun bisa piknik. Yang paling penting, momen
kebersamaan dan kedekatan di antara keluarga tetap mewarnai acara piknik itu.
Sebenarnya
saat ini saya sedang berangan-angan. Saya ingin agar suatu hari nanti kami kembali
lagi bisa menikmati piknik berempat. Tidak perlu jauh dan mahal. Cukup liburan di Bogor saja. Saya ingin mengajak suami menikmati keteduhan Kebun Raya Bogor
bersama anak-anak. Saya dan anak-anak kami sebenarnya sudah pernah ke sana,
tapi waktu itu suami saya tidak bisa ikut. Jadi belum komplet rasanya. Saya
ingin mengulangnya lagi sambil menikmati kuliner kota Bogor tentunya. Semoga
angan-angan saya bisa terwujud. Aamiin. [Wylvera
W.]
Postingan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Piknik Itu Penting"
Barbequ'an di kebun pun jadi lah ya mb. Yg penting semua senang :)
BalasHapusIya, Mbak. Nggak perlu biaya besar tapi memberikan arti yang cukup besar. :)
HapusKeren...piknik di teras rumah... yg penting seru :)
BalasHapusIya, Mbak. Serasa piknik di hutan kecil. :)
HapusTernyata piknik ga harus keluar rumah ya. Nice idea nih, Mak. Bisa ditiru hihihi
BalasHapusBetul, Mbak. Bisa ngundang keluarga lainnya juga lagi. :)
HapusBarbequean di teras itu emang asyik ya... apalagi malam pergantian tahun... jadi seru
BalasHapusIya, Mbak. Seru dan murah meriah. :)
Hapusterimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck
BalasHapusterimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck
BalasHapus