Laman

Senin, 05 Oktober 2015

Piknik Terdekat tapi Seru



            Keluarga saya adalah tipe yang senang piknik atau bepergian ke suatu tempat. Dalam setahun, rasanya kami hampir tidak pernah melewatkan acara piknik dan jalan-jalan bersama. Baik itu di dalam negeri maupun ke luar negeri. Anehnya, momen jalan-jalan dan piknik itu justru tidak selalu kami rencanakan jauh-jauh hari. Namun, selalu saja ada rezeki tak terduga untuk melakukannya.
            Saya jadi teringat saat kami masih tinggal di Amerika. Sebelum hijrah ke sana, suami saya justru berkali-kali berpesan.
            “Nanti, kalau sudah di Amerika, kita harus berhemat. Jangan disamakan seperti di Bekasi. Enggak bisa jalan-jalan atau piknik mendadak seperti di sini. Di sana biaya hidupnya tinggi. Bapak cuma student, jadi uang sakunya terbatas,” ujar suami saya mengingatkan kami.
            Di bulan-bulan pertama hidup di sana, kami masih bisa melupakan kebiasaan piknik itu. Bisa jadi, kami masih sibuk beradaptasi dengan kultur di sana, sehingga tidak terpikirkan untuk piknik. Namun, begitu memasuki hari libur yang panjang, rasa jenuh mulai melanda. Apartemen mungil yang kami tempati tak bisa lagi membendung keinginan untuk menyinggahi kota-kota yang ada di sana.     

Dari apartemen inilah hasrat piknik itu muncul (dokpri)
            Berbekal sisa uang saku yang diam-diam dikumpulkan oleh suami saya, dia ternyata mengatur rencana perjalanan panjang. Hingga tiba di hari “H” nya, mobil kami pun disulap ala caravan kecil yang bisa memuat rice cooker, kasur mungil, bantal, selimut, bahan makanan, minuman, dan koper berisi pakaian untuk dua minggu. 

Mobil kenangan yang selalu setia menemani perjalanan kami di Amrik (dokpri)

Libur panjang pertama kami selama dua minggu, dihabiskan dengan menyetir mobil dari Urbana Illinois menuju kota-kota besar dan tempat wisata di Amerika. Mulai dari Colorado, Rocky Mountain, Grand Canyon, Texas, California, Los Angeles, hingga Mount Rushmore di South Dakota, USA kami jejaki. Selanjutnya, setiap libur musim dingin, musim semi, musim gugur, dan musim panas, kami tidak pernah melewatkan acara piknik keluarga. Bahkan saat pergantian tahun pun waktu itu, kami habiskan di Disney Land, Orlando.

Jalan panjang seperti ini kerap kami lalui selama berhari-hari (dokpri)
Piknik dalam perjalanan panjang yang sangat mengesankan itu selalu tersimpan di hati anak-anak saya. Hingga pada suatu hari, ketika kami sudah kembali menetap di Bekasi, anak-anak saya tiba-tiba teringat pada kebiasaan selama di Amerika. Waktu itu bertepatan dengan menjelang pergantian tahun.
Terjadi perdebatan seru antara anak-anak saya dan Bapak mereka. Saat itu momen pergantian tahun tinggal beberapa hari lagi. Anak-anak saya ingin mengajak Bapak mereka menghabiskan malam tahun baru di luar kota Bekasi. Mereka sibuk memilih hotel. Sebenarnya tujuan mereka bukan sekadar menginap di hotel. Perjalanan di malam hari menuju hotel itu yang mereka inginkan. Namun, suami saya bersikeras menolak.
            “Ayo dong, Pak. Pasti seru lho kalau kita jalan malam berempat. Jadi kita merasakan pergantian tahunnya saat di jalan. Minimal bisa mengulang keseruan jalan-jalan di Amrik,” ujar Mira membujuk Bapaknya.
            “Kita kan sudah tidak tinggal di sana. Eh, ada yang lebih seru lagi dibanding itu,” balas suami saya tidak mudah terbujuk rayuan anaknya.
            “Apaan?” desak Khalid penasaran menatap Bapaknya dengan muka kesal.
            “Kita piknik aja di depan rumah. Ayo, seru nggak usul Bapak?”
            Mira dan Khalid saling pandang.
            “Piknik kok di depan rumah. Di mana serunya sih?” protes Mira lagi.
            Suami saya tersenyum dan berjanji akan memberikan sesuatu yang menyenangkan buat Mira dan Khalid. Sesaat kemudian mata mereka berbinar. Itu menandakan mereka setuju dengan usul Bapaknya. Padahal Bapak mereka belum menjelaskan piknik seperti apa yang dimaksud itu. Saya geli melihat keluguan anak-anak kami.
            Piknik ala suami saya itu ternyata cukup di teras rumah sambil menggelar tikar. Lalu dia menawarkan diri menjadi Chef agar kami bisa menikmati malam pergantian tahun tanpa harus menahan lapar. Saya pun diminta untuk membeli ikan, udang, cumi-cumi, dan sosis kesukaan anak-anak kami. Ternyata kami mau diajak piknik sambil barbeque-an di teras rumah. Not bad! pikir saya lalu semangat mencatat bahan-bahan yang akan dipersiapkan untuk acara piknik itu.
            Pagi hari menjelang malam pergantian tahun, saya dan Mama pun sibuk ke pasar. Kami membeli semua yang dipesankan suami saya. Saya sudah membayangkan suasana piknik yang bersahaja dan menyenangkan itu. Tidak hanya saya, suami, dan kedua anak kami saja yang bisa menikmati. Ada Papa dan Mama saya. Untuk meramaikan suasana piknik itu, kami juga mengundang Om dan Tante saya. Akan lengkaplah kebersamaan yang kami rasakan.

Mira siap jadi asisten Chef. Hahaha ....
Serasa di tepi sungai kan ya? ^_^

            Malam pun tiba. Tikar sudah digelar di teras rumah kami. Tempat untuk memanggang ikan dan teman-temannya juga sudah disiapkan oleh suami. Anak-anak saya begitu antusias membantu Bapak mereka menyiapkan hidangan barbeque buat kami. Serunyaaa...!
            “Wow! Ide Bapak keren juga ternyata. Kita kayak di pesta taman ya!” seru Mira sambil ikut mengipasi panggangan di depannya.
            “Iya, ini piknik terdekat yang paling seru kan?” balas suami saya bangga.

Menunggu hasil  barbeque-an ala Bapak (dokpri)
            Begitulah, buat keluarga saya, apa pun bisa dijadikan momen piknik yang seru dan menyenangkan. Tidak harus jauh, mahal, dan berisiko. Di teras rumah pun bisa piknik. Yang paling penting, momen kebersamaan dan kedekatan di antara keluarga tetap mewarnai acara piknik itu.
Sebenarnya saat ini saya sedang berangan-angan. Saya ingin agar suatu hari nanti kami kembali lagi bisa menikmati piknik berempat. Tidak perlu jauh dan mahal. Cukup liburan di Bogor saja. Saya ingin mengajak suami menikmati keteduhan Kebun Raya Bogor bersama anak-anak. Saya dan anak-anak kami sebenarnya sudah pernah ke sana, tapi waktu itu suami saya tidak bisa ikut. Jadi belum komplet rasanya. Saya ingin mengulangnya lagi sambil menikmati kuliner kota Bogor tentunya. Semoga angan-angan saya bisa terwujud. Aamiin. [Wylvera W.]

             Postingan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Piknik Itu Penting"



10 komentar:

  1. Barbequ'an di kebun pun jadi lah ya mb. Yg penting semua senang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Nggak perlu biaya besar tapi memberikan arti yang cukup besar. :)

      Hapus
  2. Keren...piknik di teras rumah... yg penting seru :)

    BalasHapus
  3. Ternyata piknik ga harus keluar rumah ya. Nice idea nih, Mak. Bisa ditiru hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mbak. Bisa ngundang keluarga lainnya juga lagi. :)

      Hapus
  4. Barbequean di teras itu emang asyik ya... apalagi malam pergantian tahun... jadi seru

    BalasHapus
  5. terimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck

    BalasHapus
  6. terimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck

    BalasHapus