#Jalan-Jalan Nekat (Part 7)
Di hari ke-6, saya dan anak-anak
kembali menyusuri kota London tanpa si Bapak. Kali ini kami akan mengunjungi
markas klub sepakbola Chelsea dan beberapa museum.
Tidak
seperti hari-hari sebelumnya, di hari ke-6 ini, kami memilih berangkat
belakangan dari jadwal kursus suami saya. Setelah suami saya berangkat menuju tempat kursusnya,
baru kami bersiap-siap. Tidak ada sarapan pagi di penginapan. Saya hanya
menyiapkan masing-masing segelas susu kambing untuk Mira dan Khalid.
Foto
dan Oleh-oleh dari Stamford Bridge Stadium
Sampai
di stasiun, Mira dan Khalid langsung cekatan melihat rute tube menuju Stamford Bridge Stadium. Stamford Bridge itu lokasinya
di Fulham Road, London SW6 1 HS. Tidak terlalu susah untuk melihat jalur-jalur
kereta bawah tanah ini. Semua sudah terpampang jelas di dinding-dinding peron
dan pintu lorong menuju peron. Tinggal baca dan kita langsung menemukan arah
yang tepat.
Jalur tube menuju Fulham Broadway |
Jalur
tube terhubung dengan beberapa line hingga menjangkau banyak tempat di
London. Dengan memiliki Oyster Card, kartu yang bisa digunakan untuk naik tube dan bus, kita sudah bisa
berkeliling kota London. Tinggal sesuaikan saja tarifnya. Mau untuk seharian
atau beberapa hari bahkan untuk seminggu. Semua bisa dibeli di Travel Information
Centers yang ada di stasiun.
Kembali
ke tujuan awal, Stamford Bridge. Setelah yakin akan naik tube ke arah stasiun
yang dituju, kami pun menunggu kereta bawah tanah itu di jalurnya. Sekitar
delapan menit menunggu tube pun tiba.
Kami bergegas naik. Tidak terlalu lama berada di dalam kereta, kami pun tiba di
stasiun Fulham Broadway. Dari sini hanya sekitar lima menit berjalan kaki
menuju Stamford Bridge Stadium.
Begitu
keluar dari stasiun, Mira yang sudah siap ingin merekam perjalanan, terpaksa
mematikan kameranya. Hujan kembali turun.
“Look! Hujannya bersalju!” seru Mira
menengadahkan kedua telapak tangannya.
“Bukan!
Itu karena terlalu dingin, jadi terasa kayak salju,” sela Khalid tidak yakin.
Saya
membiarkan Mira dan Khalid sibuk merasakan air hujan yang memang sedikit
berbeda. Seperti ada butiran sangat halus yang dijatuhkan dari langit. Apapun
itu, saya buru-buru membuka payung dan kami kembali berjalan.
Kami tiba di kandang Chelsea (dokpri) |
Masuk yuuuk! (dokpri) |
Markas Chelsea tampak depan (dokpri) |
Akhirnya kami
tiba di markas Chelsea berkapasitas 42 ribu kursi penonton yang didominasi oleh
warna biru itu. Stamford Bridge adalah stadion sepakbola yang menjadi kandang
klub sepakbola Chelsea. Stadion ini dipopulerkan dengan sebutan “The Bridge” oleh
penggemarnya.
Supporter MU foto bareng team Chelsea :) (dokpri) |
Mira
dan Khalid segera mengambil foto di bawah gerimis. Setelah sesi
foto-foto selesai, mereka mengajak saya untuk membeli beberapa merchandise berlabel Chelsea untuk
memenuhi pesanan teman-temannya. Selesai belanja-belanji, kami kembali ke
stasiun untuk meneruskan destinasi berikutnya.
Natural
History Museum, London
Tujuan kami
berikutnya adalah Natural History Museum yang merupakan salah satu museum
sejarah alam terbesar di dunia. Lokasi museum ini berada di Cromwell Road. Kami
pun memilih stasiun terdekat, South Kensington Station. Begitu keluar dari
stasiun, kami langsung menuju lorong yang juga menunjukkan arah menuju Science
Museum dan Victoria and Albert Museum.
Lorong ini jalur menuju museumnya (dokpri) |
Museum
yang memamerkan 70 juta specimen dari 5 koleksi utama (tumbuhan, serangga,
mineral, fosil hewan dan tumbuhan, hewan) ini tidak memungut bayaran untuk para
pengunjungnya. Saya membayangkan kalau Mira dan Khalid akan bosan. Ternyata
begitu melihat bangunan museum yang bergaya arsitektur Romanesque dengan
dinding batu bata di bagian eksterior dan interiornya itu, anak-anak saya
langsung memandang takjub. Hampir saja saya gagal meminta mereka berpose di
depan gedung megah itu gara-gara tak sabar ingin segera melihat isinya.
Untung ingat berfoto di depannya (dokpri) |
foto: dokpri |
Setelah
berada di dalam, kami baru mengetahui bahwa sebenarnya ada dua pintu masuk, Cromwell
Road dan Exhibition Road. Bagi para pengunjung yang menggunakan stroller, dianjurkan masuk melalui
Exhibition Road karena di situ disediakan
lift untuk memudahkan mereka menuju lantai atas.
Lihat! Ada apa di belakang?! (dokpri) |
Kerangka Dinosaurus (dokpri) |
Pengunjung
yang masuk lewat pintu itu juga akan bisa melihat langsung berbagai patung
manusia purba serta ragam bebatuan yang dipajang di etalase dindingnya.
Sementara kami yang memilih masuk dari Cromwell Road, langsung disuguhi
kerangka Dippy (Diplodocus) atau
dinosaurus herbivora yang berukran sangat besar, diletakkan di Central Hall
museum. Inilah yang menjadi daya tarik terbesar dari museum.
Sumpah! Ini bukan sodara saya! Wkwkwk (dokpri) |
Gedung museum yang indah banget dalamnya (dokpri) |
Selebihnya
pengunjung bisa melihat Mamals Hall, yang memajang model blue whale (ikan paus) raksasa, gajah, dan mamalia besar lainnya.
Selain itu terdapat juga galeri-galeri bertemakan geologi dengan gambar bumi,
simulasi gempa bumi, letusan gunung berapi serta koleksi batu dan mineral.
Salah satu yang membuat kami sempat berlama-lama adalah ruang pameran Darwin
Center. Tempat itu digunakan untuk menyimpan puluhan juta specimen yang
diawetkan. Lalu kami sempat terpana melihat batang kayu raksasa yang dipajang
di lantai dua. Namanya Giant Sequoia.
Mr. Charles Darwin (dokpri) |
Replika batang Giant Sequoia (dokpri) |
Jika
tak ingat pada tujuan tempat berikutnya, anak-anak saya ingin berlama-lama di
dalam museum itu. Namun mengingat keterbatasan waktu, kami pun segera meninggalkan
museum untuk menuju museum berikutnya.
The
Science Museum London
Dari Natural
History Museum kami sedikit bingung menentukan pilihan. Mau ke Victoria and
Albert Museum atau Science Museum. Sebelum berlama-lama menghabiskan waktu,
akhirnya saya yang mengambil keputusan. Science Museum yang saya pilih. Mira
dan Khalid akhirnya mengikuti keputusan Ibunya. Hehehe ....
Gedung Science Museum tampak depan (dokpri) |
Lokasi Science Museum ada di
Exhibition Road. Kami tinggal berjalan kaki sebentar menuju pintu masuknya.
Begitu masuk ke museum, nuansa berbau teknologi langsung terlihat. Bagi penyuka
science, museum ini akan menjadi
tepat favorit mereka. Gedung Science Museum terdiri dari tujuh lantai. Dan
jujur saja, selama berada di dalam museum itu, kami tidak beranjak dari lantai
dasar. Alasannya untuk menghemat waktu. Tapi, jangan khawatir, setiap lantainya
tetap disediakan lift untuk
memudahkan mengeksplor lantai lainnya.
Salah satu galeri yang dipamerkan di
Science Museum London ini adalah Exploring Space Gallery. Letaknya masih di
lantai dasar. Di sini tersimpan beragam teknologi luar angkasa. Pengunjung akan
merasakan seolah benar-benar berada di ruang angkasa karena settingannya yang rada remang-remang. Di
galeri ini ada Planet Science, replika Cassini-Huygens (misi kerjasama NASA/Amerika),
ESA (Eropa), dan ASI (Italia). Ada juga model Hubble Space Telescope, Black
Arrow (roket pembawa satelit), dan lainnya.
Mau beli oleh-oleh museum juga bisa di sini (dokpri) |
Sstt, jangan lupa! Masuk ke Science
Museum juga gratis. Jadi silakan berkeliling jika punya waktu cukup. Kami tidak
bisa memuaskan mata dan meraup ragam pengetahuan tentangnya, karena lagi-lagi
dibatasi oleh waktu. Apalagi perut sudah memanggil-manggil untuk segera diisi.
Dari Science Museum akhirnya kami memilih mencari makan siang yang ringan.
Hmm, yummmy ...! (dokpri) |
Atas
rekomendasi dari teman, saya mengajak anak-anak untuk mencoba menikmati crepes di Crémerie Crêperie. Lokasinya masih di seputaran Exhibition Road, South Kensington. Hanya keluar ke arah kanan dari stasiun. Di
sanalah kami puaskan selera dengan menikmati crepesnya yang gurih dan lezat.
Kembali ke The National Gallery
Selesai
makan sudah jam dua. Kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Setelah
menjamak waktu sholat, kami kembali bergegas menuju Trafalgar. Mengapa kembali
ke sana? Saya ingat kalau belum menunaikan janji kepada Winda Krisnadefa
(ngetopnya Emak Gaoel). Mak Winda ingin sekali suatu hari bisa berkunjung ke
London. Sebagai awal untuk memotivasi keinginan dan angan-angan itu, saya ingin
menuliskan sesuatu untuknya dengan berdiri di depan salah satu landmark kota London.
Begitu tiba di Trafalgar, saya
langsung tampil narsis di depan gedung The National Gallery. Semoga apa yang
saya tulis di kertas itu menjadi penyemangat buat Mak Winda untuk mewujudkannya.
Aamiin.
Wow! Ada Master Yoda! (dokpri) |
Mumpung kembali lagi ke area
Trafalgar, Mira kembali memuaskan diri mengambil beberapa foto. Salah satu yang
tertangkap bidikan kamera Mira adalah Master Yoda (Sang Master Jedi dari film Star
Wars). Tampilan ini mirip-mirip street
performers gitu. Anak-anak saya excited
banget tapi malu-malu disuruh foto bareng. Hahaha .... (masih to be continued ya ....J)
[Wylvera W.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar