Laman

Kamis, 05 November 2015

Gerimis di Oxford

#Jalan-Jalan Nekat (Part 4)

            Meskipun terasa sudah basi, tapi saya tetap ingin melanjutkan catatan perjalan kami selama di Inggris. Paling tidak, ini bisa menjadi kenang-kenangan juga selain simpanan foto-fotonya. Yuk, mariii ....
            Di hari ketiga, kami kembali terbangun sebelum waktu subuh. Tujuannya supaya schedule yang sudah ditetapkan tidak berantakan. Apalagi kamar mandi di dalam kamar penginapan cuma satu. Gak lucu ‘kan kalau telat bangun kami harus heboh rebutan buat mandi, lalu terlambat untuk sholat subuh.
Kami pun membuat kesepakatan. Hari pertama siapa yang pertama mandi, sholat dan siap lebih dulu. Begitu seterusnya, kecuali saya. Curang ya? Lha iya dong. Saya kan ibunya, jadi harus menyiapkan segala keperluan suami dan anak-anak dulu. Meskipun hanya segelas teh untuk suami dan segelas susu buat anak-anak, tetap harus saya yang siapkan. Makanya, saya tidak pernah mendapat giliran pertama mandi. Hihihi ....
Suasana pagi di Camden Town (dokpri)
Menuju stasiun Camden Town. Masih gelap dan dingiiin .... (dokpri) 
        Singkat cerita, kami pun sudah selesai sekitar jam setengah tujuh pagi. Jalanan masih sepi. Pertokoan di Camden Town pun masih tutup. Hanya segelintir orang yang sesekali melintas. Toko makanan pun hanya satu dua yang sudah buka. Anak-anak saya sangat menikmati suasana ini. Sesekali Mira melepaskan udara dari mulutnya. "Jadi ingat Adek dulu suka kayak gini pas di Urbana," komentar Mira teringat kenangan saat kami tinggal di Urbana Illinois. Lalu dia mengulang lagi melakukanya seraya tersenyum melihat udara seperti asap yang baru saja keluar dari celah bibirnya.  
Toko-tokonya masih tutup (dokpri)


Menyempatkan fotoan di depan stasiun
Udara yang dingin menusuk kulit itu tidak terlalu kami rasakan. Sambil berjalan kaki, kami sesekali bercanda hingga akhirnya sampai di stasiun kereta (Camden Town Station). Tujuan kami di hari ketiga adalah Oxford, sebuah kota di Inggris dengan perguruan tinggi kelas dunia berstandar pendidikan yang super tinggi. 
Menunggu kereta di stasiun Camden Town (dokpri)
Selain itu, universitas tertua di Inggris adalah Oxford yang didirikan sejak tahun 1096. Oleh sebab itu, Oxford menjadi kota pelajar paling terkenal di Inggris. Oxford juga terkenal dengan bangunan-bangunan bergaya gotik dan victoria klasik. Gedung Christ Church Cathedral yang megah di Oxford pernah dipakai untuk lokasi syuting film Harry Potter. Itu yang membuat saya dan suami ingin kembali ke sana membawa kedua anak kami.
            Ada beberapa transportasi yang bisa dipakai untuk mencapai Oxford. Dengan kendaraan pribadi, bus atau dengan kereta. Kami tidak punya pilihan lain kecuali menggunakan kereta dari London. Lagipula tiketnya sudah dipesan sejak sebelum berangkat ke London. Selain itu, pilihan naik kereta adalah alternatif paling efektif bagi pelancong seperti kami. Hemat biaya dan waktu.
Rekaman Mira selama di bus
Hasil rekaman Mira selama di dalam bus (dokpri)

            Lama perjalanan dari London menuju Oxford sekitar satu jam. Seperti hari-hari sebelumnya, kami tidak menyia-nyiakan pemandangan di luar jendela. Ini salah satu alasan mengapa suami dan saya lebih senang naik kereta menuju kota-kota di luar London. Pemandangan di luar jendela itu sangat menyejukkan mata. Walaupun udara mendung dan mulai gerimis, namun keindahan hamparan rumput hijau yang mulai kecokletan (warna khas musim dingin), mampu memberi ketenangan yang mungkin sulit kami temukan di Jakarta.

Memanfaat gerimis yang terhenti sejenak (dokpri)
Satu jam perjalanan bersama anak-anak tentu saja kerap diisi dengan canda dan tawa. Tidak ada yang rela untuk melanjutkan waktu tidur. Kami lebih memilih menikmati sarapan pagi dengan setangkup sandwich dan beberapa camilan ringan yang kami beli di stasiun sebelumnya. Begitulah cara kami agar tetap terjaga dari rasa lapar di tengah udara dingin. 
Setelah sejam menikmati perjalanan dengan kereta, akhirnya kami pun tiba di stasiun kereta Oxford. Setibanya di sana, hujan sudah sempurna turun. Kecewa mulai menyelinap di hati saya. Awalnya saya ingin menunjukkan kepada anak-anak saya tempat-tempat menarik di Oxford, seperti gedung-gedung universitasnya. Sayang sungguh sayang, saya tak bisa mengulang kenangan saat pertama kali saya mengunjungi kota ini bersama suami. 
Foto ini dari koleksi album lama saya saat pertama kali ke Oxford (dokpri)
           Bukan hanya hujan, udara di luar pun sangat dingin. Payung dan sarung tangan tidak cukup membantu untuk berjalan kaki menembus udara yang menusuk di kulit. Maka dengan berat hati, akhirnya kami memutuskan menaiki bus untuk mengelilingi sudut-sudut kota Oxford. Saya lagi-lagi menekan rasa kecewa karena tidak bisa melakukan walking tour bersama anak-anak saya. Jadilah kami hanya bisa menikmati pemandangan bangunan-bangunan klasik dan bersejarah dari balik jendela bus yang basah. Saya berusaha menyimpan rasa kecewa di hati. Tidak enak rasanya kalau anak-anak melihat ekspresi muka saya yang kecut. Hikks .... 
Lupa, bangunan di belakang itu apa ya? :) (dokpri)
Karena tidak bisa masuk, berfoto di luar sajalah (dokpri)
            Selama berkeliling di atas bus, saya melihat Mira tetap berusaha memotret apa yang bisa tertangkap oleh kameranya. Di putaran pertama, kami tetap bertahan di dalam bus sambil berusaha menikmati pemandangan dari balik jendela. Ketika hujannya sedikit reda, kami mencoba turun dari bus. Namun tidak banyak gedung yang bisa kami singgahi. Yaaah, minimal ada beberapa foto yang bisa kami ambil. 
Di depan The Museum of the History of Science (dokpri)
Hanya ini foto yang bisa kami ambil. :( (dokpri)
             Karena cuaca yang kurang bersahabat, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke London. Saat tiba di London, hari sudah mulai gelap. Ditambah udara yang dinginnya luar biasa, membuat kami tidak bisa lagi berimprovisasi meneruskan destinasi lainnya di London. 
Di stasiun kereta, tak kuat menahan dingin (dokpri)
Satu-satunya keputusan yang harus diambil di cuaca dingin berbaur hujan itu adalah kembali ke penginapan. Saya juga tidak ingin anak-anak jatuh sakit karena bolak-balik terkena hujan. Jadi, perjalaanan di hari ketiga (Minggu, 23 November 2014) ini kami hanya bisa mengunjungi Oxford.
            Baiklah, tunggu catatan hari berikutnya ya. ;) [Wylvera W.]

Note: part lainnya ada di sini, sini, dan sini ya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar