Laman

Selasa, 10 November 2015

Pulang

#Jalan-jalan Nekat (part 10)
            Hari ke-9.
Kali ini saya tidak mau berlama-lama melanjutkan postingan catatan jalan-jalan nekat ini. Di part ke-10 ini tidak banyak yang ingin saya ceritakan. Hanya ingin membuat semacam penutup dari rangkaian postingan terkait sebelumnya.
Mariii ....
            Pagi itu kami bangun lebih awal lagi dari biasanya.  Jadwal penerbangan menuju bandara Internasional Changi Singapura yang dipilih suami adalah pagi hari (pukul 10.05 waktu London). Mengingat jarak dari Camden Town menuju Heathrow lumayan jauh, suami saya tidak ingin kami ketinggalan pesawat.
Koper dan segala perlengkapan sudah siap untuk dibawa pulang. Malam-malam sebelumnya, suami saya sudah menyicil beberes. Begitulah kebiasaannya. Dia tidak bisa menunda-nunda waktu untuk mengerjakan pekerjaan yang memang harus dikerjakan lebih awal. Sementara kami tertidur pulas, suami saya ternyata sibuk packing sendiri. Aaah ... jadi malu dan merasa bersalah, karena saya tidak banyak membantu.
Paginya, sedikit terjadi kehebohan di kamar penginapan. Suami saya kembali khawatir. Beliau menguber anak-anak untuk segera mandi dan bersiap-siap. Seperti sedang dikejar-kejar waktu, anak-anak saling berebutan kamar mandi dan ingin siap lebih dulu. Hahaha ... seru!
Untung saya sudah menyiapkan pakaian, sepatu, dan perlengkapan yang akan mereka pakai saat pulang. Selain itu, segelas susu untuk Mira dan Khalid pun sudah saya sediakan. Teh manis hangat untuk suami tidak ketinggalan. Sisa ayam goreng halal dari KFC melengkapi sarapan pagi kami. Kloplah!
            Sekitar jam tujuh pagi, kami pun keluar dari penginapan setelah menyerahkan kunci kamar kepada pemiliknya. Dengan menarik 2 koper ukuran bagasi, 2 koper kecil untuk dibawa ke kabin pesawat, kami bergegas menuju Camden Underground Station untuk yang terakhir kalinya.
Tidak sampai sepuluh menit, tube (kereta bawah tanah) yang menuju ke Heathrow pun tiba. Dua koper besar yang beratnya tentu bertambah dari saat berangkat, sedikit menyulitkan kami untuk menaikkannya ke atas kereta. Tapi, tak apa, itu bagian dari seni travelling bersama keluarga. *ngeleees ... qiqiqi*
            Perjalanan menuju Heathrow begitu hening. Sesekali saya memandangi wajah anak-anak saya. Mencoba mereka-reka apa yang ada di dalam benak mereka. Saya melihat mereka seolah tengelam dalam lamunannya masing-masing. Diam-diam saya berharap, semoga kesempatan travelling kali ini mampu meninggalkan kesan indah di memori Mira dan Khalid. Aamiin ....
Menunggu Ibu shopping lagi :p (dokpri)

            Sejam kemudian, kami pun tiba di Heathrow Terminal 4 railway station. Dari sini kami naik train lagi (Heathrow Express Shuttle) menuju bandara. Hanya sekitar lima menit saja kami sudah tiba di area bandara. Setelah check in, masih tersisa sekitar satu jam untuk boarding.
Waktu yang tersisa itu kami sempatkan untuk melihat-lihat toko tas Cath Kidston London, merek yang terkenal di UK itu. Ciri khas produk Cath Kidston ini terletak pada motif kain yang digunakan khusus untuk produk-produknya. Temanya yang klasik, memasukkan unsur motif bunga-bunga bernuansa nostalgia dengan desain unik dan vintage, menghasilkan produk bergaya kontemporer. 
Gara-gara sudah punya yang ini, jadi gak tega beli lagi ;) (dokpri)
Saya tidak membeli karena sudah punya koleksinya, walau sudah tidak baru lagi. Hanya “cuci mata” saja (harganya mihil-mihil sih... hiks). Aaah ... mengapa jadi promosiin merek ini ya? 
Gak bisa nolak deh ketika diajak suami ke sini :p (dokpri)
Setelah itu, suami mengajak saya ke toko Harrods. Saya ingat, kalau belum sempat mampir ke Harrods waktu hunting di Oxford Street. Naaah ... di sini saya mulai ragu dan galau. Tas Harrods milik saya yang dibeli lima tahun lalu tulisannya sudah memudar.
“Mau beli nggak?” tanya suami saya begitu menggoda. Saya masih ragu melihat harganya yang sangat mahal jika dirupiahkan. Pfiuuuh ...!
“Sudah ambil aja. Nanti nyesal,” paksanya lagi. *maksa ni yeee ... hahaha*
Melihat saya masih ragu-ragu, suami saya akhirnya memilihkan 1 tas sandang berwarna hitam dan menyuruh saya memilih dua tas jinjing plastik lagi yang harganya jauh lebih murah dari model tas sandang itu. Duh! Senangnyaaa ... makin cinta aja deeeh. Uhuk! *matreee*
Menunggu boarding (dokpri)
Welfie di pesawat, sebelum take off  ^_^ (dokpri)
Hahaha, tatapan si Kakak gak banget
Begitulah, akhirnya kami harus meninggalkan London, singgah sejenak di bandara Changi Singapura, dan tiba di bandara Soekarno Hatta, lalu pulang ke Bekasi. Baidewey, rangkaian catatan dan foto-foto di blog saya ini menjadi kenangan yang tak mudah untuk dilupakan. Semoga kami masih diberi kesempatan untuk kembali ke sana. Aamiin. 
Klik ya ... lagunya enyaaak ;)
Terima kasih kepada teman-teman (pembaca) yang sudah setia mengikuti catatan perjalanan saya dan keluarga mulai dari bagian 1 hingga 10 ini. Sampai jumpa di catatan perjalanan lainnya.
See you ...!
THE END
Note: 
Yang belum sempat baca part lainnya, monggo bisa diklik ini ya:
Part 1, Part 2, Part 3 , Part 4 , Part 5 , Part 6 , Part 7 , Part 8 , Part 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar