Setelah
puas menikmati objek wisata kota Macau, kami pun bersiap meninggalkan The
Venetian Hotel. Kami juga harus meninggalkan kamar yang mewah itu. Betul,
keesokan paginya rombongan kami akan kembali ke Hongkong.
Kembali ke Hongkong
Di hari pertama menginjakkan kaki di
kota Hongkong, kami langsung menuju Shenzhen sebagai destinasi awal untuk
dijelajahi. Itu sebabnya mengapa Hongkong menjadi urutan terakhir yang akan
kami eksplore. Dari Macau menuju Hongkong, kami kembali naik kapal ferry. Namun, suasana perut saya tidak
seperti sebelumnya. Lebih nyaman dan malah bisa bercanda-canda di dalam kapal.
Di dalam kapal ferry dari Macau menuju Hongkong |
Kata Hongkong (HK) berasal dari
bahasa Kantonis atau nama Hakka yang artinya “fragrant harbour” (pelabuhan yang
harum). Hongkong yang pernah menjadi wilayah jajahan Inggris (1941 – 1997),
sekarang berpenduduk sekitar tujuh juta jiwa. Sekitar 95% penduduknya adalah
keturunan Cina, mayoritas Taishanese, Chiu Chow, orang Cantonese lain, dan
Hakka. Sementara bahasa penduduk Hongkong adalah Cantonese (bahasa Cina asal
Provinsi Guangdong hingga Utara HK), bahasa Inggris, dan Mandarin.
Mengunjungi Madame Tussauds
Begitu tiba di dermaga Hongkong,
kami melanjutkan perjalanan dengan bus kembali. Tujuan pertama di kota Hongkong
adalah mengunjungi Madame Tussauds. Rombongan kami pun diantar ke tram station untuk menuju Victoria Peak.
Kereta (ding ding tram) membawa kami ke puncak bukit. Victoria Peak
merupakan salah satu objek wisata terkenal di Hongkong. Di kawasan ini ada
semacam mal. Di area mal itulah letaknya Madame Tussauds.
Menunggu kereta itu membawa kami ke puncak bukit |
Akhirnya sampai di sini |
Madame Tussauds merupakan museum
patung lilin yang hingga saat ini telah memiliki 20 cabang hampir di seluruh
dunia. Pendirinya adalah Marie Tussaud (Prancis), seorang pematung lilin yang
mendapat didikan dari Dr. Phillippe Curtius yang sangat mahir membuat patung
dari lilin. Marie mengenal Phillippe Curtius karena ibunya bekerja sebagai asisten
rumah tangga di rumah doktor itu. Patung lilin pertama yang dibuat Marie adalah
Voltaire (1777). Saat Dr. Phillippe wafat, Marie mendapatkan warisan semua
koleksi patung lilin milik doktor itu. Tahun 1802, Marie Tussaud pindah ke
London. Dari sanalah sejarah museum Madame Tussauds bermula.
Untung cuma lilin. Kalau nyata, nggak mungkin ih fotoannya nempel gitu:p |
Saat memasuki Madame Tussauds versi
Hongkong ini, saya teringat yang di New York. Ya, saya pernah mengunjungi
museum serupa di New York City. Jadi, memasuki museum patung lilin orang-orang
terkenal dan legendaris di Madame Tussauds Hongkong merupakan nostalgia buat
saya. Tidak menyia-nyiakan waktu, saya dan ibu-ibu lainnya pun memuaskan diri
untuk berfoto di situ. Sempat terpikir dalam kepala saya, kira-kira kapan Indonesia
punya museum seperti itu ya?
Kabutnya menghalangi pemandangan kota Hongkong di bawah sana |
Puas berfoto di dalam museum patung
lilin, kami menyempatkan untuk menikmati kota Hongkong dari puncak bukit.
Hampir seluruh kota Hongkong bisa dilihat dari lokasi Victoria Peak itu. Sesaat
setelah itu, kami pun meninggalkan lokasi Madame Tussauds untuk makan siang.
Makan siang di restoran terapung
Bus kami kembali melaju menuju Pelabuhan
Aberdeen. Di sanalah lokasi tempat makan siang kami selanjutnya. Sebuah restoran terapung yang sangat terkenal di Hongkong. Namanya
adalah Jumbo Kingdom. Namanya juga restoran terapung, maka menuju ke sana kami
dijemput oleh kapal antar jemput milik restoran tersebut. Kapal itu terbuat
dari kayu dengan ukiran naga di atasnya. Gratis lho naik kapalnya.
Di atas kapal kayu menuju floating restaurant |
Jumbo Floating Restaurant |
Wuaaah! Begitu sampai, saya langsung
menyapu pandangan ke sekitar restoran. Jumbo Kingdom ternyata terdiri dari dua
kapal apung besar, yaitu Jumbo Floating Restaurant dan Tai Pak Floating
Restaurant. Saya lupa kami memilih restoran kapal apung yang mana. Yang saya
ingat, semua hidangan seafoodnya
sangat lezat dan lumayan pas dengan lidah Indonesia. Satu lagi, restorannya
benar-benar mengapung di atas perairan Pelabuhan Aberdeen dengan bangunan kapal
bercita rasa khas Cina.
Kayak princess beneran kan ya ... ya? ^_^ |
Princess Wiwiek Changping. Hihihi |
Setelah menikmati hidangan makan
siang yang lezat, kami masih betah berada di restoran. Pemilik restoran
menawarkan kami untuk berfoto dengan memakai kostum kerajaan. Saya lagi-lagi
tidak mau melewatkan kesempatan itu. Akhirnya tibalah giliran saya untuk didandani
ala Princess Changping. Penampilan saya berubah drastis. Tapi rasanya tidak
mungkin pulang dengan kostum seperti itu ‘kan? Repot bo’ ....
Lanjut menuju Avenue of Stars
Hari masih terang. Bus milik travel kembali membawa rombongan kami
menuju Avenue of Stars yang terletak di tepi Victoria Harbour, Kowloon. Walk of
Fame ini memakai konsep yang ada di Hollywood Boulevard, Los Angeles yang
pernah saya kunjungi beberapa tahun silam.
Di sisi Victoria Harbour |
Ini salah satu yang paling saya kenal |
Pose ala sutradara film ini :p |
Nama-nama artis yang ada di Walk of
Fame ini tentu saja terdiri dari artis-artis Hongkong. Tidak banyak yang saya
kenal, maka saya memilih berfoto dengan objek-objek menarik lainnya. Antara
lain berpose dengan latar belakang Victoria Harbour dan spot menarik lainnya.
Hingga akhirnya hari mulai gelap dan kami harus check in ke hotel.
Menuju Disneyland Hongkong
Tidak cukup sehari untuk menelusuri
lokasi wisata yang ada di Hongkong. Di hari kedua, saya dan rombongan ibu-ibu
pengurus PIPEBI memutuskan untuk mengunjungi Disneyland Hongkong. Saya girang
karena tempat wisata itu kembali mengingatkan saya pada kenangan Disney World
di Orlando, Florida, Amerika. Namun, tentulah sangat berbeda. Luas areanya saja
sudah jauh berbeda. Belum lagi wahananya. Disney World yang di Orlando jauh
lebih besar dan komplit.
Foto bareng dulu sebelum akhirnya berpencar-pencar |
Secara singkat, Disneyland dan
Disney World adalah wujud ide kreatif dan imajinatif dari Walt Disney.
Sayangnya, Disney sendiri hanya sempat melihat Disneyland saja. Ia meninggal
sebelum Disney World dimulai konstruksinya. Saudara Disney yang bernama Roy
akhirnya mengambil alih pembangunan dunia fantasi yang sangat spektakuler itu. Di
Disney World itu kini terdapat Magic Kingdom, Epcot Centre, dan MGM Studios. Baiklah, tentang Disney World yang di Orlando
akan saya ceritakan di catatan lainnya (kalau ada waktu ya, hehehe).
Main Street |
Main Street USA menjadi pintu masuk
ke Disneyland Hongkong. Jalan ini terinspirasi dari jalanan utama di USA dengan
bangunan kiri kanannya yang mirip di Anaheim era 1890 – 1910. Di area ini
banyak sekali pengunjung yang menyempatkan untuk berfoto ria. Tidak terkecuali
saya. Walaupun saya sudah pernah menikmati hampir seluruh wahana yang menjadi
bagian Disney World, saya tetap ingin menikmati hal-hal menarik di Disneyland versi Hongkong.
Terutama berkeliling naik kereta api (Hongkong Disneyland Railroad) yang
merupakan transportasi di area Disneyland itu. Saya juga menyempatkan untuk
berpose dengan latar belakang istana Disney.
Menunggu kereta |
Horeee! Keretanya sudah datang! |
Nggak sempat masuk ke rumah si Micky yang di sini :( |
Selain itu, ada satu pertunjukan
yang sangat saya rindukan, yaitu “Lion King”. Saya dan teman yang memilih
megikuti saya sejak tiba di lokasi wisata itu, bergegas menuju Adventureland.
Di sanalah kami bisa menyaksikan “Festival of the Lion King”. Sajiannya ditampilkan
live versi opera dalam durasi yang
lebih singkat dari versi filmnya. Walaupun tidak se-spektakuler saat saya dan
keluarga menonton acara serupa di Disney World Orlando, namun cukuplah
mengobati rasa rindu itu.
Festival of the Lion King |
Pertunjukan opera "Lion King" |
Setelah itu, kami masih menyempatkan
berkeliling sejenak sebelum akhirnya menyusul ibu-ibu lainnya menuju pusat
perbelanjaan yang katanya cukup populer juga di Hongkong. Saya tidak ingat nama
mal itu. Yang saya ingat dari Disneyland kami harus menaiki kereta lagi menuju
ke sana. Maaf ya, kalau saya tidak sempat mengabdikan sesi belanja-belanjinya.
Habis, saya tidak ikutan belanja sih *uhuk...!*, hanya ikut
berkeliling saja di sana.
Istana Disney di malam hari |
Fireworks di tengah gerimis |
Puas berbelanja, ibu-ibu memutuskan
kembali ke Disneyland untuk menunggu pesta kembang api (fireworks) di malam
harinya. Sayang sekali, cuaca tidak mendukung saat itu. Hujan gerimis yang awet
sejak sorenya terus mengguyur kawasan wisata. Kami pun tidak bisa menikmati
suasana. Sebelum larut malam akhirnya kami kembali memutuskan kembali ke hotel.
Pulang
Esok harinya, kami harus
meninggalkan Hongkong dan kembali ke Jakarta. Namun, waktu masih tersisa cukup
panjang. Setelah check out dari
hotel, kami masih menyempatkan untuk mampir di Citywalk 1 Vision City Tsuen
Wan. Tak banyak yang bisa dilakukan di sini selain kembali berfoto narsis.
Setelah itu, kami pun bergegas menuju bandara. Sambil
menunggu keberangkatan di gate
bandara, ibu-ibu kembali bikin suasana ramai. Begitulah, kalau sudah ibu-ibu
yang pergi rombongan, selalu ada saja celah untuk bergurau.
Menghabiskan stok yang masih tersisa. Hahahaha |
Akhirnya waktu pulang pun tiba. Kami harus masuk ke
dalam pesawat dan segera meninggalkan Hongkong, Shenzhen, dan Macau. Yang belum
baca catatannya dari awal, ada di sini dan ini ya. Sampai jumpa di cerita jalan-jalan berikutnya.
Salam. [Wylvera W.]
Sumber foto: Koleksi pribadi