Membuka-buka album perjalanan menjadi
salah satu kegemaran saya. Apalagi jika sedang kesulitan memulai sebuah tulisan
baru. Memandangi foto-foto kenangan itu mampu memicu mood saya untuk menulis kembali. Seperti ini salah satunya. Dari
foto-foto perjalanan di Hongkong, Shenzhen, dan Macau tahun 2011 yang lalu,
membuat saya ingin menulisakannya di blog ini.
Jalan-jalan ke Hongkong, Shenzhen, dan Macau sudah direncanakan beberapa bulan
sebelumnya. Ibu-ibu pengurus Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia ingin
mengakhiri masa kepengurusannya dengan jalan-jalan bersama. Waktu itu saya
masih menjabat sebagai sekretaris di redaksi Majalah Insani milik PIPEBI.
Sebagai perwakilan dari Insani, saya dan pemimpin redaksi ikut dalam momen
jalan-jalan itu.
Dari
Soekarno Hatta menuju Hongkong International Airport
Pagi itu, tour guide dari perusahaan travel yang bertanggung jawab atas
perjalanan kami meminta untuk berkumpul di terminal internasioanl bandara
Soekarno Hatta. Sesuai dengan kesepakatan, setelah semua berkumpul, tour guide pun sigap mengurus segala
sesuatunya hingga waktu keberangkatan menuju bandara Internasional Hongkong.
Tiba di bandara Hongkong - Jangan gagal fokus ke kopernya ya :p |
Penerbangan dari Jakarta ke Hongkong
menghabiskan waktu sekitar 5 jam dengan perbedaan waktu 1 jam. Kami tiba di bandara
Hongkong sekitar jam dua belas siang. Suasana bandara tidak terlalu ramai. Melihat
situasi di sekitarnya, menurut saya bandara Hongkong tidak terlalu
membingungkan dan mudah dijelajahi. Seperti ketika itu, begitu tiba, kami
diajak berjalan menuju bagian imigrasi. Tidak terlalu lama saat tiba
gilirannya. Tidak sampai sepuluh menit, saya sudah mendapatkan pengecapan
paspor (Visa on Arrival) dari imigrasi.
Setelah itu, tour guide membantu kami untuk pengambilan bagasi. Karena terdapat
belasan jalur pengambilan bagasi, kami harus jeli melihat monitor yang tersedia.
Gunanya agar kita tahu di jalur mana bagasi kita keluar. Setelah semua urusan di bandara selesai, tour guide langsung meminta kami
berjalan menuju bus yang sudah dipersiapkan. Bus itulah yang akan membawa kami
jalan-jalan selama enam hari ke depannya.
Dari
bandara Hongkong menuju Shenzhen
Mendatangi sebuah negara dalam
rangka jalan-jalan atau traveling,
rasanya sulit menghindar dari urusan belanja. Mengincar pusat perbelanjaan
menjadi agenda yang susah untuk diabaikan. Apalagi jika ada informasi bahwa di
pusat perbelanjaan itu menjual barang-barang yang produksinya terbatas hanya di
negara tersebut. Hasrat ingin mengoleksinya pasti menggebu-gebu, jika bujetnya
cukup untuk membeli. Begitu juga dengan kami.
Setelah
semua berada di bus, kami dibawa menuju Shenzen. Segala urusan imigrasi yang
berlaku di antar kota diurus dan dibantu oleh pihak travel. Jadi tidak perlu
bersusah-payah. Tinggal duduk manis di bus, semua beres.
Tiba di Shenzen |
Begitu
tiba di Shenzen, kami tidak langsung dibawa ke hotel. Tour guide memilihkan restoran untuk makan siang terlebih dahulu. Selesai
makan siang, kami pun bergegas menuju Century Plaza Hotel. Beres urusan check in, kami memanfaatkan sisa waktu
sebelum malam.
Nama
Shenzen, sebuah kota kecil di Cina yang memilki tempat wisata dan sekaligus
“surga” belanja bagi para sophaholic.
Di sana ada lima pusat perbelanjaan yang menjadi favorit para wisatawan. Kami
memilih salah satunya, yaitu Luo Hu Commercial City. Pusat perbelanjaan ini
sangat terkenal di Shenzen.
Tidak sempat mengambil foto bagian dalam pusat perbelanjaannya, hanya ini |
Di
pusat perbelanjaan yang terdiri dari enam lantai ini tersedia berbagi macam
barang, seperti tas, jam, baju, celana, mainan anak-anak, gadget, sepatu, dan
lainnya. Pusat perbelanjaan ini didatangi oleh ratusan pengunjung setiap hari.
Barang-barang tersebut tidak berlabel dengan merek yang sesungguhnya (tiruan),
namun kualitasnya cukup baik. Anehnya, walaupun barang-barangnya tiruan,
wisatawan tetap saja gemar mengunjungi pusat perbelanjaan ini. Kuncinya,
pintar-pintarlah menawar.
Yang lain belanja-belanji, saya narsis sendiri. Hihihi .... |
Puas
belanja-belanji, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat. Makan malam
sudah. Tidak ada yang ingin kami lakukan lagi di malam harinya. Kami harus
beristirahat, mengumpulkan tenaga untuk agenda lain di hari berikutnya.
Mengunjungi
Window of the World
Pagi-pagi sekali di hari kedua, kami
sudah kembali bersiap-siap untuk menikmati sarapan. Selesai sarapan, tujuan
berikutnya adalah tempat wisata bernama Window of the World. Letaknya di
sebelah Barat kota Shenzen dengan luas area mencapai 480.000 meter persegi.
Tiket masuk ke lokasi wisata, seharga 140 Yuan. Sementara waktu berkunjung
dimulai dari jam 9 hingga jam 10 malam.
Pintu masuk |
Foto bareng di depan replika piramida Louvre |
Tiba di area parkir, kami bergegas
turun dari bus. Kami pun menyempatkan untuk berfoto bersama. Setelah itu, kami
dibawa mengitari lokasi wisata dengan kereta wara-wiri.
Saya dan ibu-ibu lainnya siap mengelilingi area wisata |
Waaah! Borobudur juga ada. Bangga ih. (dokpri) |
Saya fokus memperhatikan beberapa bangunan berupa replika. Di sana terdapat replika bangunan yang menjadi landmark serta ikon-ikon megah dari lima
benua. Saya pun sibuk menyempatkan diri berfoto di sana. Hmm, tapi yang dipajang di sini jangan artisnya melulu ya. Nanti ada yang protes. *celingak-celinguk khawatir:p*
Saya dan mantan Pemred Majalah Insani di depan replika Air Terjun Niagara |
Ada Piramida, Sphinx, Taj Mahal, Menara Eifel, Menara Condong Pisa,
Angkor Wat, Colosseum, Air Terjun Niagara, Candi Borobudur, dan lainnya. Replika tersebut dibuat detail
dengan skala 1 banding 15 atau 1 banding 10, sehingga besarnya mirip dengan
bangunan aslinya.
Splendid
China
Puas mengelilingi Window of the
World, kami melanjutkan mengunjungi Splendid China yang menyajikan minitaur
Cina Tiongkok. Luas area wisata ini sekitar 86 hektar dengan menampilkan ragam
adat Cina beserta bangunan khasnya. Bahkan miniatur tembok besar Cina ada di
sini. Sayang, kami tidak sempat menjelajah ke semua lokasi Splendid China.
Nggak sah kalau gak foto-fotoan bareng :p |
Di Splendid China, kami menikmati
pertunjukan kecil dari masing-masing provinsi yang ada di Cina. Yang paling
menarik buat saya adalah saat kami mendapat kesempatan menonton pertunjukan besar
berupa ketangkasan berkuda. Para pemain yang menunggang kuda diberi kostum Cina
kuno yang dilengkapi dengan senjata zaman perang.
Sempat-sempatnya salaman dengan penunggang kudanya. ^_^ |
Puas dihibur oleh pertunjukan
ketangkasan berkuda, kami diajak menonton teater di Impressions Theater. Pertunjukan
yang berdurasi selama satu jam itu menampilkan tari-tarian dari segala penjuru
provinsi China Tiongkok dalam beberapa segmen.
Di depan pintu masuk teater |
Penarinya cantik-cantik dengan
kostum mewah. Pertunjukan bertema Dancing
with the Dragon and Phoenix merupakan puncak show yang dilakukan secara kolosal dan benar-benar megah.
Menunggu penonton lainnya |
Sstt
..., ada rahasia kecil yang ingin saya sampaikan. Sebenarnya tidak boleh
mengambil gambar selama pertunjukan berlangsung. Saya “nakal” dan berusaha
mengabadikan beberapa tampilan dalam kamera tanpa menyalakan blitz. Jangan
bilang-bilang ya. Kalau tidak begitu, foto-foto pertunjukan tidak akan melengkapi
catatan saya ini. *etapi, jangan ditiru ya ....^^ *
Makan
malam di Shenzen
Malam akhirnya
membatasi waktu kunjungan kami di lokasi wisata Splendid China. Sebelum kembali
ke hotel, kami dimanjakan dengan sajian makan malam yang nikmat berupa hidangan
seafood. Maaf, saya lupa nama
restorannya. Katanya sih, halal. Jadi kami yang muslim tidak perlu ragu.
Makan
malam ini pun akhirnya mengakhiri kunjungan kami di Shenzen. Lalu, ke mana lagi
kami menghabiskan waktu di hari berikutnya? Tunggu lanjutannya ya. [Wylvera W.]
Keren bgt itu replika ya.. lucky you mba..
BalasHapusIya, serasa langsung berkunjung ke tempat aslinya.
HapusMakasih sudah mampir ke blogku ini ya, Mbak. :)
Beneran jadi pengen k eHongkong nih. Tapi belum terwujud. Tulisannya keren dan buat aku jadi pengen ke sana :). Hihii. Salam kenal, mba :)
BalasHapusAyo, Mbak. Ambil paket tour aja. :)
Hapusemang enak tuh sekalian beberapa wilayah ya liburannya capeknya berasa happynya polll hehehe
BalasHapusBetul, jadi puas dan sekali jalan. :)
HapusWah keren..ada replika borobudur juga. Asyik banget jalan2nya
BalasHapusIya, ikut bangga pas liatnya. :)
HapusReportasenya lengkap dan apik. Pengin juga meninjau Macao. Saya hanya sehari semalam di Hongkong krn transit sebelum ke USA tahun 1983.
BalasHapusSalam hangat dari Jombang
Makasih, Pakde.
HapusAku di Macau dua malam. Nanti di part berikutnya ceritanya ya.
Salam hangat kembali dari Bekasi. :)
Centilnya itu yang salaman sama penunggang kudanya.
BalasHapusHahahaha ... cuma sekali kok
Hapuswah aku mah cuma nginjak kaki saja di bandara mbak, gak sampai turun ke hongkongnya
BalasHapusMudah-mudahan ada momen bisa ke sana ya, Evrina. Aamiin. :)
Hapus