Masih mengumpulkan kenangan dari
foto-foto lama saat saya dan keluarga tinggal di Amerika. Kali ini, saya
berusaha mengingat perjalanan liburan kami di Chicago. Walaupun tidak semua
terekam dengan baik, saya akan mencoba merangkai jejak-jejak itu perlahan.
Here
we go!
Saat itu musim panas hampir
berakhir. Anak-anak dan suami saya masih memiliki sisa liburan. Seperti liburan
panjang lainnya, kami selalu memanfaatkannya dengan melakukan travelling ala keluarga kecil kami. Pilihannya
waktu itu tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Yap! Waktu tempuh
Urbana, Illinois ke Chicago hanya menghabiskan sekitar tiga jam. Tidak selama
perjalanan liburan panjang kami ke state-state
lainnya di Amrik waktu itu.
Setelah semua keperluan untuk liburan
disiapkan, pagi itu mobil kesayangan kami siap meluncur menuju Chicago.
Perjalanan yang super nyaman menyusuri highway
pun dimulai. Mira dan Khalid yang waktu itu masih SD tidak bisa diam di dalam
mobil. Ada saja yang mereka obrolkan dan komentari. Mulai dari barisan truk
yang konsisten pada jalur mereka di sepanjang tol, hingga nama-nama penunjuk jalan menuju beberapa
kota. Mereka sangat menikmati perjalanan itu.
Menikmati
beragam hiburan di Navy Pier
Akhirnya kami tiba di Navy Pier,
sebuah dermaga di tepian Danau Michigan.
Dermaga ini didirikan pada tahun 1916 yang dulunya digunakan sebagai dok
dan penyimpanan kapal-kapal penumpang dan kapal kargo. Zaman itu, sebagian
besar area ini adalah gudang industri. Sisanya disediakan juga ruang makan dan
gedung teater untuk para pengunjung.
Selama Perang Dunia II hingga
tahun 1995, Angkatan Laut mengambil alih fungsi dermaga ini. Namun setelah disetting ulang, Navy Pier dibuka kembali
untuk umum dan menjadi kawasan hiburan hingga sekarang.
Ramainya pengunjung di Navy Pier saat liburan |
Navy Pier memiliki daya tarik tersendiri
bagi para turis yang mampir di Chicago. Lebih dari 8,6 juta pengunjung
menyinggahinya setiap tahun. Kawasan yang dilengkapi oleh beragam wahana itu
menjadi pilihan pas untuk menghabiskan waktu bersantai. Ada restoran, taman,
dan tur perahu serta toko-toko yang melengkapinya.
Khalid meneropong kapal-kapal yang berlayar di Danau Michigan |
Daya tarik utama Navy Pier adalah Ferris
Wheel (kincir raksasa) yang tingginya mencapai
150 kaki. Ferris Wheel yang dibangun oleh George Ferris Wheel di Chicago
(1893) adalah pelopor pertama di dunia. Kincir ini mampu menampung 60 orang.
Ferris Wheel merupakan atraksi utama di World Fair tahun 1893. Ferris Wheel
begitu menginspirasi banyak orang kala itu. Robert Lawson, seorang penulis
cerita anak sampai membuat cerita tentang Ferris Wheel dengan judul “The Great
Wheel” sebagai karya terakhirnya untuk cerita anak. Keren ya?
Naik Ferris Wheel |
Tidak
menyia-nyiakan kesempatan, tentu saja kami menaiki kincir itu. Dari atas kincir
terlihatlah kota Chicago dengan ragam bangunan megahnya. Selain itu banyak
hiburan keluarga yang juga bisa dinikmati di area Navy Pier. Ada komidi putar musikal,
lapangan golf mini, swing ride model
kuno, dan perahu yang bisa dikontrol seperti kemudi pada kapal. Mira, Khalid
dan Bapak ikut memainkannya.
Mengemudikan kapal dari jarak jauh |
Masih
banyak hiburan yang menjadi daya tarik kawasan Navy Pier. Mira dan Khalid juga
memilih mampir dan menikmati beberapa permainan di Chicago Children’s Museum.
Selebihnya, kami lebih menghabiskan waktu menikmati aroma air Danau Michigan
sambil duduk-duduk dengan hembusan angin sisa musim panas yang sesekali membuat
kami mendesis menahan dingin.
Foto
welfie di Cloud Gate
Di
kesempatan berikutnya, kami memilih berkunjung ke Millenium Park. Taman di
tengah kota Chicago, seluas 10 hektar yang menjadi tempat berkumpul penduduk
setempat dan para wisatawan sepanjang tahun. Dulu, area ini sebagian besar
menjadi pusat pergudangan. Pada tahun 1997, walikota Richard Daley mengubah
lokasi itu menjadi area wisata yang unik hingga saat ini.
Di belakang sana The Cloud Gate-nya |
Foto kenangan yang tak terlupakan di The Cloud Gate |
Di
taman ini berdiri sebuah bangunan yang unik dan menjadi ikon kota Chicago. The
Cloud Gate namanya. Dibangun oleh Anish Kapoor, seniman Inggris kelahiran India.
Bangunan dengan struktur bahan anti karat sepanjang 66 kaki dengan tinggi 33
kaki ini begitu menarik perhatian kami. Bentuknya mirip seperti kacang (bean) dengan
ukuran raksasa, mampu memantulkan bayangan setiap orang yang berdiri di
sisinya. The Cloud Gate juga populer dengan sebutan The Bean. Keunikan penampakannya kami abadikan dalam foto welfie.
Klik! Wajah kami berempat pun terabadikan dalam kamera.
Wrigley Square yang berlatar belakang bangunan keren |
Selain
Cloud Gate, ada Wrigley Square, sebuah area rerumputan yang luas tempat
pengunjung bersantai. Di lokasi ini pula kami melihat bangunan yang
spektakuler. Saya lupa namanya. Yang pasti, bangunan itu sangat unik. Lalu, ada
Crown Fountain, air mancur dengan dua menara kaca setinggi 50 kaki di tepi
kolam dangkal. Di dindingnya ada gambar wajah dengan mulut yang memancurkan air
diproyeksikan ke setiap menara.
Mira dan Khalid sebenarnya ingin sekali berbaur
dengan anak-anak di situ, tapi saya tidak membawakan pakaian ganti, maka mereka
sedikit kecewa. Ah, dasar anak-anak.
Bete karena gak bisa ikutan main air di Crown Fountain |
Mengunjungi
The Field Museum
Saya
pikir tidak hanya Khalid dan Mira yang terkesan dengan film yang menggambarkan
binatang purbakala itu. Saya dan si Bapak juga. Meskipun sudah punah,
keberadaan dinosaurus seolah dihidupkan kembali dalam imajinasi banyak
penontonnya lewat film yang hingga kini terus digarap episodenya dalam versi
baru.
Rasa penasaran dan melihat dari
dekat tentu menjadi dorongan kuat. Sebab, melihat dinosaurus dari layar kaca
atau gambar-gambar saja, tidak cukup untuk memuaskan rasa penasaran Khalid dan
Mira.
Rasa
penasaran yang mungkin dirasakan banyak orang itu akhirnya dipuaskan oleh
banyaknya museum yang memamerkan kerangka dinosaurus ini. Salah satunya adalah
The Field Museum. Selain itu, pengunjung museum yang memajang kerangka
dinosaurus juga akan mendapatkan pengetahuan tentang sejarah peradaban
dinosaurus.
Khalid dan Sue (Tyrannosaurus) terbesar di dunia |
Di The Field Museum, Chicago ini,
kami melihat fosil-fosil yang berasal dari Madagaskar dan Atartika. Begitu
memasuki pintu utama, mata kami langsung tersedot oleh Sue, Tyrannosaurus
terbesar di dunia. Sue dengan garang menyambut para pengunjung museum sains Chigago
tersebut. Dengan tengkorak aslinya seberat 600 kilogram dan memiliki 58 gigi, Sue
menjadi spesimen paling menarik di The Field Museum.
Hahahaha, Khalid meniru gaya beruang dan dinosaurus |
Selain berkenalan dengan Sue, Khalid
dan Mira juga foto bareng binatang lainnya dan aneka pajangan sains yang di dalam museum itu. Mereka
terlihat sangat puas dan menikmati semua yang dipajang di The Field Museum. Sampai di sini dulu cerita tentang kunjungan ke Chicago. Tunggu cerita menarik dari state lainnya ya. ^^ [Wylvera W.]
Foto: koleksi pribadi
Wah.. Seru sekali.. Jd ga sabar nih nunggu postingan selanjutnya :)
BalasHapusHahaha, sabar ya, Mbak. Semoga segera. ;)
HapusKarena cerita lanjutannya tidak terlalu panjang, jadi aku tambahkan aja di postingan ini, Mbak. Monggo.... :)
HapusWaaaah, menyenangkan sekali ... kenangan manis, tak kan dilupakan ...
BalasHapusIya, Kang. Sayang kalau nggak ditulis. Masih banyak ini. Hihi, semoga gak bosan yang baca ya.
HapusMantap sekali, mbak.. Gak sabaran nunggu postingan selanjutnya.. (y)
BalasHapusMakasih, Mas Irfan.
HapusNggak jadi dibikin dua part kok. Monggo, sudah ditambahi itu.
Nanti, cerita dari state lainnya lagi ya. Chicago sudah kelar. :)
wiiih itu museumnya benr2 harus didatangin.. ^o^.. ada bnyk museum2 yg aku incer kalo suatu saat nanti ke amerika mbak.. tapi yg di list no 1, itu museumnya laura ingalls wilder di missouri :).. dia penulis favoritku, makanya pgn bgt bisa dtg ke rumahnya yg dijadiin museum..
BalasHapus