Laman

Jumat, 25 Maret 2016

Dari US Capitol hingga Jamuan Makan Malam



            Kami masih di Washington DC. Sehari sebelumnya, anak-anak saya sempat melihat bangunan berwarna putih, mirip dengan White House. Mereka penasaran dan ingin melihat gedung itu dari dekat. Walau tidak sempat melihat semua sisi dalam bangunan, kami cukup puas untuk mengabadikan beberapa foto di sana.
        
US Capitol bukan White House


Hari masih pagi ketika kami memulai perjalanan lagi mengitari kota DC. Tujuan pertama kami pagi itu adalah melihat gedung megah bergaya neo klasik dengan warna cat serupa White House. Lokasinya masih di kawasan National Mall. Persisnya di sisi Timur. Yap! Itu bukan gedung putih seperti yang kami lihat sehari sebelumnya. Bangunan itu adalah The United States Capitol, tempat bertemunya para wakil rakyat (US. Congress). Senat dan kongres telah berkantor di gedung itu selama lebih dari dua abad. Kalau dilihat dari fungsinya, mirip-mirip seperti gedung DPR/MPR yang ada di Jakarta.

Mira dan Khalid di depan The US Capitol
            Gedung US. Capitol adalah salah satu bangunan yang didirikan pada tahun 1973 dan memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi Amerika. Gedung ini mulai dibuka pada tanggal 17 November 1800 dan telah melalui berbagai tahapan konstruksi. Ada dua pintu masuk, yaitu di bagian Barat dan Timur. Hanya saja pintu bagian Timur yang selalu digunakan untuk menyambut tamu pada acara-acara resmi kenegaraan.

Kubah yang dibangun selama hampir seabad
            Penampakan US Capitol didominasi selain oleh warna catnya yang putih juga bentuk kubah di puncak bangunan. Ternyata kubah berdiameter 29 meter dengan ketinggian 88 meter itu memakan waktu yang cukup lama dalam pembangunannya. Hampir seabad. Luar biasa ya?  Selain itu, di puncak kubah juga ada patung seorang wanita yang memakai perlengkapan perang. Patung itu adalah Statue of Freedom (patung kemerdekaan).

Menyempatkan mampir di Lincoln Memorial
            Setelah mengambil beberapa gambar di area US Capitol, kami pindah lagi ke ujung Barat National Mall. Tujuan berikutnya adalah Lincoln Memorial yang sejak hari pertama sudah terlihat dari kejauhan. Lincoln Memorial merupakan sebuah bangunan bersejarah yang didedikasikan untuk Abraham Lincoln – presiden Amerika ke-16. Monumen ini dikerjakan oleh arsitek Henry Bacon sejak tahun 1914 hingga 1922. Patung Abraham Lincoln yang berada di dalam gedung itu dikerjakan oleh Daniel Chester French dengan tinggi sekitar 6 meter.  

Lincoln Memorial

            Kalau sempat membaca sejarah tentang Abraham Lincoln, di sana diceritakan bahwa beliau adalah presiden Amerika yang menentang dan menghapus perbudakan. Itulah tujuan awal dibangunnya Lincoln Memorial. Tempat itu juga menjadi saksi bersejarah kebangkitan kaum kulit hitam di Amerika. Seperti catatan saya di postingan pertama tentang National Mall, di salah satu anak tangga Lincoln Memorial inilah Martin Luther King, Jr. mengumandangkan pidatonya yang berjudul “I Have a Dream” (28 Agustus 1963).

Menjelajahi Smithsonian National Air and Space Museum
            Perjalanan kami masih belum usai. Setelah makan siang dan sholat di dalam mobil, kami lanjutkan mampir di Smithsonian National Air and Space Museum. Museum ini merupakan sumbangsih Smithsonian, ahli kimia Inggris yang kaya raya namun tidak pernah menikah. Meskipun Smithsonian tidak pernah menginjakkan kaki di Amerika, namun ia mewariskan hartanya untuk pembangunan Smithsonian Institution di Washington DC.


Lihatlah seriusnya mereka ;)

            National Air and Space Museum (NASM) di DC adalah salah satu museum yang dikelola oleh Smithsonian Institution. Museum yang memiliki lebih 60.000 koleksi ini dibuka secara resmi pada tahun 1976. Begitu memasuki gedung museum yang sangat luas, Khalid dan Mira sempat bengong. Sesaat setelah itu, mata mereka langsung berbinar melihat ragam bentuk pesawat yang dipajang di sana.

Rudal Tomahawk


            Smithsonian National Air and Space Museum menggelar semua sejarah mengenai ilmu tentang penerbangan. Mulai dari pesawat biasa hingga pesawat luar angkasa. Khalid nyaris tak berkedip menatap pesawat Boeing yang menjadi salah satu koleksi museum itu. Selama ini jenis-jenis pesawat yang dipajang itu hanya bisa mereka lihat di film. Tiba-tiba mereka mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung. Bolak-balik Khalid berseru, “Awesome!”

Pesawat Boeing yang bikin Khalid betah memandangnya ^^
Pesawat Angkatan Udara AS (US Air Force)

            Saya dan si Bapak tidak bisa menghentikan langkah Khalid dan Mira. Mereka juga kagum melihat pesawat Angkatan Udara AS yang berdiri angkuh di museum itu. Tidak hanya itu, Khalid juga berfoto di depan Modul Apollo 11 yang pernah membawa Neil Amstrong ke bulan untuk pertama kalinya. 


Khalid dan Modul Apollo 11

Khalid: "Gimana rasanya bisa ke bulan?" ^^
Siapa yang tidak tertarik melihat semua itu dari dekat. Terutama anak-anak. Bahkan di museum tersebut pun ada informasi lengkap tentang keberangkatan manusia ke bulan. Satu yang paling penting, museum ini buka setiap hari dan gratis, lho. Itu sebabnya, museum ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Apalagi di musim libur.

Menyempatkan mampir ke National Gallery of Art
            Waktu terus berjalan. Ada undangan makan malam dari salah satu pejabat tempat suami saya berkerja. Keluarga mereka saat itu sedang ditugaskan dan tinggal di Washington DC. Karena itu, kami harus memaksimalkan waktu agar bisa pulang sebelum magrib.



            Tempat terakhir yang kami kunjungi di hari kedua adalah National Gallery of Art. Museum yang memajang aneka karya seni dunia itu dibangun pada tahun 1937. Lokasinya masih di area National Mall. Pembangunannya didanai oleh pemerintah Amerika Serikat. 

Bu ... serius amat? :p
Salah satu koleksi di dalam Gallery of Art

Karya seni yang dipamerkan di museum itu terdiri dari gambar, lukisan, foto, patung, artefak, medali, dan seni dekoratif yang menggambarkan perkembangan seni Barat dari abad pertengahan hingga saat ini. Setelah berkeliling, kami tidak berlama-lama di museum itu. Ada janji yang harus kami penuhi setelah magrib. Suami saya pun memutuskan untuk kembali.
           
Serasa tidak jauh dari tanah air
            Selepas magrib, kami bergegas memenuhi undangan makan malam dari keluarga Bapak Perry Warjiyo yang waktu itu masih bertugas di Washington DC. Sekarang beliau merupakan salah satu Deputi Gubernur Bank Indonesia.  

Anak-anak saling berkenalan ^^
Walaupun di luar dingin, es buah tetap jadi pilihan ^^
            Kedatangan kami disambut hangat oleh keluarga Bapak Perry. Begitu memasuki rumah dinasnya, saya seolah-olah merasa tidak sedang di luar negeri. Hidangan jamuan makan malam yang disuguhkan untuk kami sangat Indonesia. Ada bakso, kwetiau goreng, kue-kue tradisional yang memancing kerinduan pada tanah air.

Foto bersama sebelum berpamitan
            Silaturahmi yang penuh keakraban pun berakhir begitu cepat. Malam itu adalah malam terakhir kami berada di Washington DC. Tapi jangan khawatir, masih ada satu hari lagi catatan perjalanan di DC yang akan saya bagi di blog ini. Tunggu ya. ^^ [Wylvera W.]

Note: Semua foto adalah koleksi pribadi

14 komentar:

  1. asyik ya mbak bisa kesana aku kapan ya ? salam kenal mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali, Mbak.
      Iya, rezeki dari Allah. Kebetulan waktu itu suamiku lanjutin sekolahnya di sana. Insya Allah, suatu hari kalau diniatkan kuat bisa kok, Mbak. Aamiin

      Hapus
  2. Alhamdulillah sudah pernah foto di Capitol Hill
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, Pakde, bikin ceritanya versi buku. Aku yakin dijamin pasti seru dan lebih banyak yang bisa diceritakan dari sudut pandang pengalaman yang berbeda.
      Salam hangat juga dari Bekasi. :)

      Hapus
  3. Wiwiek, diatas tertulis gedung Capitol dibangun 1973, tapi dibawahnya juga tertulis di resmikan November 1800. Ayooo gimana nih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Ayah.
      Tahun 1973 itu mulai dibangun, tapi diresmikan penggunaannya pada tahun 1800an. Jadi masa pembangunannya memang cukup memakan waktu cukup lama.

      Hapus
  4. salah satu tempat impianku.. membaca cerita ibu dan melihat foto2nya membuat semangat saya bertambah untuk dapat kesana. semoga suatu saat saya bisa berkunjung ke sana dan berfoto2 d dpn capitol hill seperti itu..

    BalasHapus
  5. Biasanya cuma bisa lihat di film-film hehehe...moga-moga suatu saat bisa kesana...

    BalasHapus
  6. gigit2 jari ajah. hihihi *mupeng*

    BalasHapus
  7. Senengnya bisa jalan2 ke sanah..

    BalasHapus