Tauco udang + tahu tempe yang masih di wajan :p |
Setiap Ibu, pasti punya keinginan
untuk menyajikan makanan lezat, bergizi, dan nikmat untuk keluarganya. Bisa
jadi ini terpengaruh dari petuah lama yang berbunyi, “Jagalah suamimu melalui
perutnya.” Kemudian kalimat itu pun diperluas menjadi, “Jagalah cinta
keluargamu melalui perutnya.” Disederhanakan lagi menjadi, “Cinta itu datangnya dari perut.”
Begitu
hebatnya pengaruh kebutuhan perut terhadap makanan, sehingga rasa cinta pun
dipercaya bisa tumbuh dan semakin bersemi dari sana. Masakan lezat yang disajikan
oleh seorang Ibu mampu memikat hati seluruh anggota keluarga. Bahkan anak-anaknya
pun akan mengenang masakan ibu mereka setelah mereka berumah tangga. Pengalaman
inilah yang saya rasakan.
Saya
selalu suka jika Mama memasak satu jenis masakan favorit keluarga saya waktu
itu. Bahkan jika lama tak melihat masakan itu di meja makan, saya akan menggoda
Mama dengan bujuk rayuan agar Mama memasaknya. Masakan itu seolah membuncahkan
rasa cinta di antara kami.
Walaupun Mama saya bukan tipe Ibu yang gemar
memasak, namun beberapa masakannya selalu sedap di lidah anak-anaknya. Mulai
dari gulai ayam, daun singkong tumbuk, sambal udang, tumis kangung, sampai
tauco udangnya. Buat saya, dari semua masakan khas Mama itu, yang paling
berkesan adalah tauco udangnya. Tauco yang digunakan Mama adalah tauco khas Medan.
Masakan
tauco udang ini sebenarnya bukan jenis masakan langka. Saya yakin, banyak yang
mengenalnya, terutama orang Medan. Bahkan, masakan ini mungkin juga dinikmati para
keluarga Indonesia dengan cara memasak yang berbeda-beda. Menurut saya, satu hal yang
membedakannya dari masakan tauco udang lainnya, adalah petai. Karena Mama bukan
penggemar petai, maka sekali pun tak pernah ada campuran petai dalam masakan
tauco udang Mama. Itu pula yang membuat saya cinta, sebab saya bukan penggemar
petai juga. Jadi saya selalu bilang kalau tauco udang Mama itu beda dan khas.
Saya masih ingat sekali. Kalau Mama
memasak tauco udang, bukan hanya saya dan adik laki-laki saya saja yang rebutan
ingin mencicipinya. Papa pun seperti takut kalau jatahnya dikurangi oleh kami
berdua. Lucu kalau mengingat itu. Memang seperti itulah kenyataannya. Tauco
udang buatan Mama enak dimakan hanya dengan nasi saja. Tidak perlu campuran
lauk lainnya, sudah lezat sekali.
Saya pun belajar cara memasaknya
dari Mama. Dulu, sebelum menikah, tauco udang bikinan saya tidak bisa
mengungguli buatan Mama. Penasaran, tapi tetap saja standarnya tidak naik-naik.
Setelah menikah, saya kembali mencoba memasak tauco udang dengan sedikit kreasi
ala saya. Saya berharap pujian akan datang dari suami, ternyata tidak
samasekali.
Dari waktu ke waktu, setiap kali
memilih menu tauco udang, saya terus berusaha agar buatan saya bisa mencapai
standar bikinan Mama. Betapa senangnya saya, ketika suami tiba-tiba memuji
kalau tauco udang buatan saya lebih enak dari versi Mama. Tidak hanya itu,
anak-anak saya, terutama Khalid (si bungsu) paling doyan sama tauco udang
buatan saya. Aiiih, ibu mana sih yang enggak bangga dengan respon seperti itu?
Sejak itu, kalau ditanya tentang
resep masakan andalan keluarga, saya akan menjawab, TAUCO UDANG. Sebab, masakah
itulah yang diwariskan Mama pada saya. Saya belajar dari Mama resep awalnya. Lalu saya berimprovisasi menambahkan kreasi baru.
Penasaran dengan
resep yang sudah sedikit saya tambahkan dari resep awalnya? Baiklah, saya
uraikan di bawah ini ya.
Bahan :
- Udang ukuran sedang 500 gr (buang kepala dan kupas kulitnya, lalu dicuci)
- Bawang merah 10 siung (iris tipis)
- Bawang putih 1 siung ( iris tipis )
- Cabe merah 10 buah ( iris miring sekitar 2 cm, buang bijinya)
- Cabe hijau 15 buah (iris miring sekitar 2 cm, buang bijinya)
- Lengkuas seibu jari tangan (memarkan)
- Jahe 1 ½ ruas jari tangan (diiris tipis)
- Daun salam 3 lembar
- Serai 1 batang (memarkan dan diikat)
- Tauco Medan 6 sendok makan
- Gula pasir 1 ½ sendok makan
- Garam 1 sendok teh
- Minyak sayur untuk menumis 6 sendok makan
- Minyak sayur untuk menggoreng tahu dan tempe secukupnya
- Air 2 gelas
Bahan variasi tambahan:
- Tahu putih dipotong dadu sedang ukuran sebanyak ½ piring makan
- Tempe dipotong dadu ukuran sedang ukuran sebanyak ½ piring makan
- Goreng tahu dan tempe (jangan terlalu kering)
Cara memasak:
- Panaskan minyak untuk menggoreng bawah merah dan bawangh putih
- Setelah bawang menguning, masukkan cabai merah dan putih yang sudah diiris
- Setelah cabai mulai layu, masukkan lengkuas, daun salam, sere, sambil dioseng-oseng.
- Setelah semua menyatu, masukkan udang sambil terus diaduk hingga merata dengan bumbu-bumbunya
- Masukkan tahu dan tempe yang sudah digoreng tadi, aduk rata kembali
- Tambahkan air 2 gelas
- Masukkan tauco, gula, dan garam.
- Kalau rasanya belum seimbang, silakan tambahkan salah satunya (tauco, garam atau gula)
- Aduk sampai tercampur rata dan tunggu sampai kuah agak menyusut
- Angkat dan sajikan
Inilah resep masakan andalan keluarga saya yang mampu
menumbuhkembangkan cinta di antara kami. Selamat mencoba ya. Kalau kurang pas
rasanya, bisikin ke saya. ^^ [Wylvera
W.]
Note: Postingan ke-9 One Day One Post Challenge Fun Blogging
Wah Tauco Udang, ini harus dicoba di dapur saya mbak, semoga suami dan anak-anak tambah cinta ya hehe
BalasHapusIyes, harus dicoba, Mbak. Siapa tau hasilnya sama denganku. Hahaha
HapusSaya juga pencinta Tauco..enak. apalagi makannya pake nasi panas huwaaa nikmat banget
BalasHapusIya, wuiiih ... bisa nambah-nambah ya, Mbak.
HapusDimakan dengan nasi hangat bisa nambah lagi n lagi. :)
BalasHapusBetul banget, Mbak. :)
HapusResep warisan dari mama pasti enak sekali nih. Tauco Udang yang pedas hhmm kebayang nikmatnya.
BalasHapusTapi kenapa ya, menurutku masakan mama memang masakan paling enak dan bikin kangen :D
Resep orang dulu itu kenapa terasa beda ya? *balik nanya* Hahaha
HapusSaya baru mengenal rasa tauco setelah sekolah di Cimahi loch.
BalasHapusTerima kasih resepnya
Salam hangat dari Jombang
Sudah pernah nyobain juga kan, Pakde?
HapusSalam balik dari Bekasi. :)
Kalau para penulis resep menulis kayak Mbak Wiwiek, kayaknya bakal banyak film tentang masakan dan kuliner, kali, ya.... ^_^
BalasHapusHahahaha, jangam ah, biar gak ada saingan. Eh ....
Hapus