Laman

Senin, 04 April 2016

Resep Penambah Cinta



Tauco udang + tahu tempe yang masih di wajan :p

            Setiap Ibu, pasti punya keinginan untuk menyajikan makanan lezat, bergizi, dan nikmat untuk keluarganya. Bisa jadi ini terpengaruh dari petuah lama yang berbunyi, “Jagalah suamimu melalui perutnya.” Kemudian kalimat itu pun diperluas menjadi, “Jagalah cinta keluargamu melalui perutnya.” Disederhanakan lagi menjadi, “Cinta itu datangnya dari perut.”
Begitu hebatnya pengaruh kebutuhan perut terhadap makanan, sehingga rasa cinta pun dipercaya bisa tumbuh dan semakin bersemi dari sana. Masakan lezat yang disajikan oleh seorang Ibu mampu memikat hati seluruh anggota keluarga. Bahkan anak-anaknya pun akan mengenang masakan ibu mereka setelah mereka berumah tangga. Pengalaman inilah yang saya rasakan.
Saya selalu suka jika Mama memasak satu jenis masakan favorit keluarga saya waktu itu. Bahkan jika lama tak melihat masakan itu di meja makan, saya akan menggoda Mama dengan bujuk rayuan agar Mama memasaknya. Masakan itu seolah membuncahkan rasa cinta di antara kami.
             Walaupun Mama saya bukan tipe Ibu yang gemar memasak, namun beberapa masakannya selalu sedap di lidah anak-anaknya. Mulai dari gulai ayam, daun singkong tumbuk, sambal udang, tumis kangung, sampai tauco udangnya. Buat saya, dari semua masakan khas Mama itu, yang paling berkesan adalah tauco udangnya. Tauco yang digunakan Mama adalah tauco khas Medan.
Masakan tauco udang ini sebenarnya bukan jenis masakan langka. Saya yakin, banyak yang mengenalnya, terutama orang Medan. Bahkan, masakan ini mungkin juga dinikmati para keluarga Indonesia dengan cara memasak yang berbeda-beda. Menurut saya, satu hal yang membedakannya dari masakan tauco udang lainnya, adalah petai. Karena Mama bukan penggemar petai, maka sekali pun tak pernah ada campuran petai dalam masakan tauco udang Mama. Itu pula yang membuat saya cinta, sebab saya bukan penggemar petai juga. Jadi saya selalu bilang kalau tauco udang Mama itu beda dan khas.
            Saya masih ingat sekali. Kalau Mama memasak tauco udang, bukan hanya saya dan adik laki-laki saya saja yang rebutan ingin mencicipinya. Papa pun seperti takut kalau jatahnya dikurangi oleh kami berdua. Lucu kalau mengingat itu. Memang seperti itulah kenyataannya. Tauco udang buatan Mama enak dimakan hanya dengan nasi saja. Tidak perlu campuran lauk lainnya, sudah lezat sekali.
            Saya pun belajar cara memasaknya dari Mama. Dulu, sebelum menikah, tauco udang bikinan saya tidak bisa mengungguli buatan Mama. Penasaran, tapi tetap saja standarnya tidak naik-naik. Setelah menikah, saya kembali mencoba memasak tauco udang dengan sedikit kreasi ala saya. Saya berharap pujian akan datang dari suami, ternyata tidak samasekali.
            Dari waktu ke waktu, setiap kali memilih menu tauco udang, saya terus berusaha agar buatan saya bisa mencapai standar bikinan Mama. Betapa senangnya saya, ketika suami tiba-tiba memuji kalau tauco udang buatan saya lebih enak dari versi Mama. Tidak hanya itu, anak-anak saya, terutama Khalid (si bungsu) paling doyan sama tauco udang buatan saya. Aiiih, ibu mana sih yang enggak bangga dengan respon seperti itu?
            Sejak itu, kalau ditanya tentang resep masakan andalan keluarga, saya akan menjawab, TAUCO UDANG. Sebab, masakah itulah yang diwariskan Mama pada saya. Saya belajar dari Mama resep awalnya. Lalu saya berimprovisasi menambahkan kreasi baru.
             Penasaran dengan resep yang sudah sedikit saya tambahkan dari resep awalnya? Baiklah, saya uraikan di bawah ini ya.

Bahan :
  • Udang ukuran sedang 500 gr (buang kepala dan kupas kulitnya, lalu dicuci)
  • Bawang merah 10 siung (iris tipis)
  • Bawang putih 1 siung ( iris tipis )
  • Cabe merah 10 buah ( iris miring sekitar 2 cm, buang bijinya)
  • Cabe hijau 15 buah (iris miring sekitar 2 cm, buang bijinya)
  • Lengkuas seibu jari tangan (memarkan)
  • Jahe 1 ½ ruas jari tangan (diiris tipis)
  • Daun salam 3 lembar
  • Serai 1 batang (memarkan dan diikat)
  • Tauco Medan 6 sendok makan
  • Gula pasir 1 ½ sendok makan
  • Garam 1 sendok teh
  • Minyak sayur untuk menumis 6 sendok makan
  • Minyak sayur untuk menggoreng tahu dan tempe secukupnya
  • Air 2 gelas
Bahan variasi tambahan:
  • Tahu putih dipotong dadu sedang ukuran sebanyak ½ piring makan
  • Tempe dipotong dadu ukuran sedang ukuran sebanyak ½ piring makan
  • Goreng tahu dan tempe (jangan terlalu kering)
Cara memasak:

  1.  Panaskan minyak untuk menggoreng bawah merah dan bawangh putih
  2.  Setelah bawang menguning, masukkan cabai merah dan putih yang sudah diiris
  3. Setelah cabai mulai layu, masukkan lengkuas, daun salam, sere, sambil dioseng-oseng.
  4.  Setelah semua menyatu, masukkan udang sambil terus diaduk hingga merata dengan bumbu-bumbunya 
  5.   Masukkan tahu dan tempe yang sudah digoreng tadi, aduk rata kembali
  6. Tambahkan air 2 gelas
  7.  Masukkan tauco, gula, dan garam.
  8. Kalau rasanya belum seimbang, silakan tambahkan salah satunya (tauco, garam atau gula)
  9. Aduk sampai tercampur rata dan tunggu sampai kuah agak menyusut
  10. Angkat dan sajikan

Inilah resep masakan andalan keluarga saya yang mampu menumbuhkembangkan cinta di antara kami. Selamat mencoba ya. Kalau kurang pas rasanya, bisikin ke saya. ^^ [Wylvera W.]

Note: Postingan ke-9 One Day One Post Challenge Fun Blogging

12 komentar:

  1. Wah Tauco Udang, ini harus dicoba di dapur saya mbak, semoga suami dan anak-anak tambah cinta ya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes, harus dicoba, Mbak. Siapa tau hasilnya sama denganku. Hahaha

      Hapus
  2. Saya juga pencinta Tauco..enak. apalagi makannya pake nasi panas huwaaa nikmat banget

    BalasHapus
  3. Dimakan dengan nasi hangat bisa nambah lagi n lagi. :)

    BalasHapus
  4. Resep warisan dari mama pasti enak sekali nih. Tauco Udang yang pedas hhmm kebayang nikmatnya.
    Tapi kenapa ya, menurutku masakan mama memang masakan paling enak dan bikin kangen :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Resep orang dulu itu kenapa terasa beda ya? *balik nanya* Hahaha

      Hapus
  5. Saya baru mengenal rasa tauco setelah sekolah di Cimahi loch.
    Terima kasih resepnya
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah pernah nyobain juga kan, Pakde?
      Salam balik dari Bekasi. :)

      Hapus
  6. Kalau para penulis resep menulis kayak Mbak Wiwiek, kayaknya bakal banyak film tentang masakan dan kuliner, kali, ya.... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, jangam ah, biar gak ada saingan. Eh ....

      Hapus